TAHAP PENGKRITIKAN
1.
Puisi
tahun 2008
Doa
Seorang Peminta
Orang itu datang
Minta padaku satu tasbih saja
Tak ada yang kuberikan
Orang itu berdoa semoga aku punya tasbih
Kembali orang itu datang
Minta padaku satu zikir saja
Tak ada yang kuberikan
Orang itu berdoa semoga aku punya zikir
Kembali orang itu datang
Minta padaku satu shalawat saja
Tak ada yang kuberikan
Orang itu berdoa semoga aku punya shalawat
Bagaimana aku dapat memberi
Sedangkan aku tak pula lagi
Aku telah dimiskinkan kesenangan dunia
Aku merugi
Bertahun tahun aku jadi musafir
Orang itu datang lagi padaku
Dan aku beri apa yang dia pinta
Orang itu bersyukur doanya terkabul
Orang itu datang
Minta padaku satu tasbih saja
Tak ada yang kuberikan
Orang itu berdoa semoga aku punya tasbih
Kembali orang itu datang
Minta padaku satu zikir saja
Tak ada yang kuberikan
Orang itu berdoa semoga aku punya zikir
Kembali orang itu datang
Minta padaku satu shalawat saja
Tak ada yang kuberikan
Orang itu berdoa semoga aku punya shalawat
Bagaimana aku dapat memberi
Sedangkan aku tak pula lagi
Aku telah dimiskinkan kesenangan dunia
Aku merugi
Bertahun tahun aku jadi musafir
Orang itu datang lagi padaku
Dan aku beri apa yang dia pinta
Orang itu bersyukur doanya terkabul
A.
TAHAP DESKRIPSI
Pada tahap ini sebuah karya sastra dikritik dengan
melihat unsur intrinsik karya sastra.
1.
Tema
Tema yang terdapat dalam puisi
ini adalah taubatnya seseorang musafir.
2.
Latar/Setting
-
3.
Tokoh
Terdapat tokoh didalam puisi ini
yaitu : aku dan orang itu.
4.
Rima
Menggunakan rima bebas
5.
Diksi
Mempunyai makna denotasi (makna
yang sebenarnya)
6.
Citraan
Puisi ini mengunakan citraan penglihatan
7.
Majas/gaya bahasa
Majas/gaya bahasa yang terdapat
dalam puisi ini adalah majas perbandingan/asosiasi. Hal ini terlihat pada bait
orang itu datang, meminta pada ku satu tasbih saja, tak ada yang ku berikan,
orang itu berdoa supaya aku dapat tasbih.
8.
Angkatan/Tahun
2008
9.
Sajak
Sajak dalam puisi ini adalah
sajak bebas.
B.
TAHAP ANALISIS
Pada tahap
ini analisis yang dilakukan adalah mengungkapkan setiap kalimat yang ada pada
tiap bait dari kalimat yang bermakna konotatif menjadi kalimat yang bermakna
denotatif.
Adapun hasil analisisnya adalah
sebagai berikut:
“Orang itu datang, minta padaku
satu tasbih saja, tak ada yang kuberikan, orang itu berdoa semoga aku punya
tasbih”. Seseorang yang memohon doa dan perlindungan. Selain itu, seseorang
yang peduli terhadap sesama manusia memberikan nasehat serta doa. Agar dalam
kehidupan seseorang yang telah lupa akan ke kayaannya. Sesama manusia hendaklah
mensyukuri dan beriman kepada Allah Swt.
Paragraf selajutnya, “Bagaimana
aku dapat memberi, sedangkan aku tak pula lagi, aku telah dimiskinkan
kesenangan dunia, dan aku merugi. Dalam kehidupan kita hendaklah saling
menghormati dan menghargai. Dan beriman kepada Allah Swt. Kemudian apa yang
telah diberikan oleh Allah Swt di dunia hendaknya mensyukuri dan berbagi sesama
manusia. Dan apabila kita kaya seharusnya berbagi sesama manusia.
2.
Puisi
tahun 2000 – an
Karangan Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu.
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi
A.
TAHAP DESKRIPSI
Pada tahap ini sebuah karya sastra dikritik dengan
melihat unsur intrinsik karya sastra.
1.
Tema
Tema yang terdapat dalam puisi ini
adalah kepahlawanan.
2.
Latar/setting
Terjadi pada siang dan sore hari
3. Tokoh
Terdapat dua tokoh dalam puisi ini,
yakni tokoh utama dan tokoh figuratif. Secara konotatis tokoh utamanya adalah
tiga anak kecil sedangkan tokoh figuratifnya adalah kakak yang ditembak mati.
4.
Rima
Menggunakan rima bebas.
5.
Diksi
Mempunyai kata-kata berkonotasi
(tidak sebenarnya).
6.
Citraan
Puisi ini menggunakan citraan
penglihatan.
7.
Majas/Gaya Bahasa
Majas yang digunakan dalam puisi ini
adalah majas perbandingan/asosiasi. Hal ini terlihat pada bait pertama baris
pertama “tiga anak kecil” yang menggambarkan tiga tuntutan rakyat (Tritura).
Juga terdapat pada judul puisi itu sendiri serta pada bait kedua baris kedua.
Hampir semua kalimat dalam puisi ini menggunakan majas asosiasi.
8.
Angkatan
Puisi ini berada pada angkatan ’66
9.
Sajak
Sajak dalam puisi ini adalah sajak
bebas.
B.
TAHAP
ANALISIS
Pada tahap ini analisis yang
dilakukan adalah mengungkapkan setiap kalimat yang ada pada tiap bait dari
kalimat yang bermakna konotatif menjadi kalimat yang bermakna denotatif.
Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut:
”Tiga anak
kecil, dalam langkah malu-malu, datang ke Salemba, sore itu” memiliki makna
yang sangat berbeda dari tulisan harfiahnya. Tiga anak kecil adalah simbol
Tritura yang diteriakkan oleh rakyat karena Indonesia telah terlalu lama tunduk
pada pemerintahan Soekarno dan takut untuk berubah (inilah yang dilambangkan
”dalam langkah malu-malu). Sementara Salemba adalah simbol perjuangan rakyat,
karena pada waktu itu dijadikan markas KAMI. Selain itu juga menjadi tempat
dimakamkannya jenazah Arif Rahman Hakim.
Bait
kedua: ”’Ini dari kami bertiga, pita hitam pada karangan bunga, sebab kami ikut
berduka, bagi kakak yang ditembak mati, siang tadi!” lebih bersifat sugestif
(bahasa yang menyaran dan memengaruhi pikiran pembaca) dan juga bersifat
asosiatif (mampu membangkitkan pikiran dan perasaan yang merembet pada
peristiwa penembakan Arif Rahman Hakim, karena Taufiq mengatakan, ”bagi kakak
yang ditembak mati siang tadi!”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar