AUTOBIOGRAFI
BIODATA
Nama : Riska Novita
Nama Panggilan :
Riska / Ika
Tempat T. L : Sejangat, 05 November 1991
Umur :
21 Tahun
Agama :
Islam
Jenis kelamin :
Perempuan
Alamat :Sungai
Pakning, Kec. Bukit Batu, Kab. Bengkalis
Jumlah saudara :4
Bersaudara
Anak ke :
3 (tiga)
Gol. Darah :
O
Hobby :
Jalan-jalan, menggambar, mengedit photo.
Tamatan SD :
23 Juni 2004
Tamatan SMP :
23 juni 2007
Tamatan SMA :
26 April 2010
NPM :
106211586
Kelas :
4e.
Nama universitas :
Universitas Islam Riau (UIR)
Fakultas :
FKIP
Jurusan :
Bahasa dan Seni
Program studi :
Pendidikan Bahasa Indonesia.
Program :
Strata 1 (S1)
Semester :
IV
Blog :
RiskaChedhika.blogspot.com.
Alamat Facebook : Riskanovieta@yahoo.co.id
1
Pada tahun 1991 telah
lahir kedunia seorang berjenis perempuan
yang bernama Riska Novita dari pasangan Aswad (Ayah) yang berasal dari Rengat suku
Bugis, berkulit hitam manis, berrambut lurus hitam berkerja sebagai Swasta,
Almarhum sekarang sudah tiada lagi dan
meninggal di Rumah sakit Pekanbaru pada
saat saya berumur 3 Tahun, dan meninggalkan 4 orang anak dan istri tercinta.
Dan Rosmawati (ibu) bersuku Melayu lahir
pada tanggal 5 Maret, berkulit putih, dan berambut keriting. Saya dilahirkan
pada tanggal 05 November hampir 20 silam di Desa Sejangat, kecamatan Bukit
Batu, kabupaten Bengkalis pada pukul 6.45 WIB bertepatan pada hari Senin. Saya
yang hobby memakan masakan sempedas lomek (Ikan) buatan ibu saya ini merupakan
anak ke 3 dari 4 bersaudara, yang terdiri dari 1 perempuan dan 3 laki-laki.
Sejak berumur 3 tahun setelah di tinggal oleh ayah tercinta.
Perasaan saya pada
waktu itu sangat sedih dan pilu serta terpukul, walaupun saya masih kecil
tetapi saya sangat merasakan kepergian ayah saya, saya sangat menyayangi ayah
saya dan tidak ingin rasanya saya berpisah dengannya, bahkan saya dan ayah saya
sangat akrab. Kami selalu berjalan bersama-sama pada sore hari dan
berjalan-jalan jika libur telah tiba. Namun apalah daya semua tidak mungkin
kembali lagi seperti apa yang diharapkan, hanya do’a yang saya kirimkan kepada
Allah Swt. Dan terus semangat dan terus berjuang demi beliau. Dan hanya saya
ikuti dari ayah saya adalah seorang sosok ayah yang sangat rajin dalam mengurus
keluarga dan tanpa mengeluh serta suka membantu orang lain. dan saya tinggal
bersama ibu yang sampai saat ini menjadi kepala keluarga dan kakak-kakak saya
yang lainnya. Pada masa ayah meninggal ibu saya hamil 8 bulan sangat sedih dan
pilu perasaan kami pada saat itu. Kami sekeluarga tinggal di Desa Sejangat, Jl.
Hang Tuah, RT:01, RW/03, Sungai Pakning, kecamatan Bukit Batu, kabupaten
Bengkalis.
2
Saya lebih akrab
dipanggil Riska, tetapi kalau di rumah saya di panggil “Res”, beda halnya
panggil di sekolah dan dikampus saya dipanggil “Ika”. Saat saya berumur 4
sampai 5 tahun saya tidak memasuki sekolah Taman kanak-kanak seperti teman-teman saya lainnya. Bahkan
dirumah saya di ajarkan oleh ibu saya dan kakak saya dengan kata lain belajar
dirumah. Kakak saya yang pertama sudah memasuki Sekolah Dasar begitu pula
dengan kakak saya yang kedua yang bernama Rian November yang lahir pada 17
November. Saya mendapatkan pelajaran dari mereka walaupun sedikit demi sedikit.
Tetapi pada masa-masa itu saya sangat nakal bahkan suka menangis. Pada waktu
kecil saya sangat suka berteman dan bermain bersama kakak saya yang kedua. Hal
ini karena dilingkungan saya tidak ada anak kecil perempuan yang seumur dengan saya. Oleh karena itu tidak heran jika
saya waktu kecil kebanyakan teman sepermainan saya adalah laki-laki.
Sebelum saya masuk
sekolah saya sangat hobby sekali menggambar dan coret-coret buku-buku milik
kakak saya. Akhirnya sebelum ayah saya meninggal pada saya berumur tiga tahun
ayah saya membuatkan papap tulis dirumah dari situlah saya mulai belajar
walaupun sekedar coret mencoret. Bahkan dengan tiap hari nya saya ingin belajar
menulis terus menerus hingga bisa.
3
Di lingkungan keluarga
nenek saya sangat menyayangi saya
sebagai cucu perempuan pertama nya. Hampir tiap hari nenek yang biasa di sapa
“Wo” ini memberi makanan kepada saya. Namun setelah adik ke empat telah lahir
yang bernama Rizwan ini pada 12 Juni. Adik saya ini tergolong nakal. Tetapi
saya tidak pernah iri atau jahat kepadanya. Dan saya tau bahwa ibu saya adalah
ibu yang sangat adil.
Sebelum masuk Sekolah Dasar (SD) saya tidak memasuki TK
(Taman Kanak ) karena pada waktu itu saya ingin sekali masuk TK seperti
sebagian teman saya lainnya. Tetapi pada masa itu anak-anak yang masuk TK di
lingkungan saya itu bisa dihitung tidak semua anak seusia saya masuk TK. Hal
ini karena keberadaan sekolah taman kanak-kanak ini sangat jauh dari rumah saya
dan perlu kenderaan untuk mencapai sekolah itu. Namun saya juga mendapatkan
proses belajar dari rumah yang diajarkan oleh orang tua saya dan kakak saya.
Pada berumur 6 tahun
saya masuk sekolah Dasar Negeri 020 Sejangat. Pada hari itu murupakan titik
awal saya masuk di dunia pendidikan. walaupun hari pertama masuk sekolah saya
tidak ditemani oleh ibu saya, perasaan saya pada saat itu sedikit sedih, karena
pada hari itu semua siswa-siswi baru masuk pertama di sekolahnya ditemani oleh
orang tua mereka. Tetapi yang membuat saya semangat sekolah adalah kakak saya
yang mana pada saat itu masih satu sekolah bersama saya. Hal ini tak perlu saya
menyesalinya karena pada saat saya masuk sekolah ibu saya sangat sibuk dengan mengurus adik saya yang masih
kecil.
Pada hari berikut nya
saya yang bercita-cita menjadi guru ini terus sekolah dan menuntut ilmu di
sekolah dasar. Di dunia pendidikan inilah saya banyak menemukan hal-hal yang
belum pernah saya tahu akhirnya menjadi tahu. Di sekolah pula saya banyak
mengenal teman-teman bahkan saya mendapatkan teman yang banyak dan baik
terhadap saya. Selain itu, di dalam kelas kami banyak yang berbeda suku
misalnya, orang melayu, Jawa, batak, bahkan ada juga bersuku Thiong hua. Saya
juga tergolong orang yang rajin belajar sehingga pada waktu sekolah dasar saya
walaupun hanya masuk juara harapan. Di sekolah dasar ini saya sangat suka
sekali mengikuti kegiatan luar sekolah atau biasa disebut extrakulikuler seperti, pramuka, les dan lain sebagainya.
Disekolah dasar ini
saya duduk di bangku nomor dua dari depan. Saya duduk dengan teman saya yang
belum saya kenal pada masa itu. Perasaan saya dikala itu takut, dan hanya diam
saja. Ingin rasanya pada hari itu pulang kerumah dan tidak mau sekolah lagi.
Setelah beberapa hari belajar pun dimulai dengan guru yang agak membuat saya
takut pada saat itu. Selama menjadi murid baru waktu bermain disekolah sudah
dikurangi semua jam belajar dan jam istirahat sudah diatur oleh tiap-tiap
sekolah, jadi masa-masa bermain pada saat itu sudah tidak sepeti dirumah lagi.
4
Disamping itu diluar
jam belajar disekolah teman saya kebanyakan lebih tua dari saya dan sayalah
yang berumur muda. Tetapi ada satu teman akrab saya seorang laki-laki yang
bertetangga dirumah saya. saya sangat senang bermain dengan teman saya yang
laki-laki ini karena kami sebaya. Hampir tiap hari kami bermain bersama-sama
diperkarangan halaman rumah kami.
Sekitar umur tujuh
tahun kami sekeluarga pindah rumah yang tidak jauh dari rumah saya. kami
sekeluarga pindah karena membantu keluarga yang saat itu sakit. Dengan hati
yang baik akhirnya kami pindah dirumahyang tak jauh dari rumah kami sebelumnya.
Sekitar 5 bulan kami pindah rumah tidak membuat saya lemah semangat dan hal
inilah membuat saya sadar, karena pada masa inilah ibu saya mengajarkan saya
arti dari sebuah saling membantu sesama manusia. Setelah lama dirumah baru
tidak mengurangi beban terhadap saya sendiri.
Setelah naik dikelas
dua saya mulai mengikuti kegiatan seni, baik menari maupun dari segi bermain
musik. Pada waktu perpisahan berlangsung saya ikut kegiatan menari bersama-sama
teman. Namun mempunyai bakat seni seperti menari ini berbuah keberhasilan. Saya
dan teman-teman lainya mengikuti perlombaan dalam rangka 17 Agustus yang setiap
tahun diadakan ditempat saya.
Kemudian setelah
seminggu kami latihan, siang dan malam kami terus latihan, di sini saya dan
teman-teman diajarkan oleh seorang ahli menari zhapin. Maka perjuangan kami
tidak sia-sia, kami perwakilan dari sekolah Dasar Negeri 020 Sejangat
memenangkan perlombaan tersebut. Kami meraih juara dalam perlombaan antar
sekolah tersebut. Kepala sekolah dan para guru-guru kami sangat senang dan
gembira karena kami telah mengharumkan sekolah kami.
Pada masa sekolah dasar
ini banyak sekali kenangan yang menyenangkan bahkan ada juga yang mengharukan. Banyak pelajaran yang
patut saya ambil, di sekolah ini ternyata tidak semua guru sama cara
belajarnya. Di sinilah saya mulai membedakan mana guru yang baik dan mana guru
yang cara belajarnya tidak disukai muridnya. Pada saat saya duduk di bangku
kelas 3 dengan wali kelas yang kurang kami sukai, dalam arti guru tersebut
sangat jahat menurut kami sewaktu itu. Guru tersebut mengajarkan pelajaran
semaunya saja. Jika guru tersebut sudah berada didalam kelas, saya dan
teman-teman semuanya tidak ada satu pun yang berani mengeluarkan suara. Namun
kemudian guru ini sangat sensitif hampir setiap pertemuan kami diberi tugas
pekerjaan rumah. Jika kami tidak membuatnya maka kami akan dihukum. Memang
sungguh mengesankan pengalaman waktu
sekolah dasar ini. Tetapi hal inilah yang menjadi pelajaran yang tidak patut
dicontohi.
Langkah demi langkah
hal inilah yang tak pernah membuat saya merasa jenuh dan merasa bosan hingga
saya terus sekolah setiap hari. Ditemani oleh kakak saya kami berjalan kaki
yang tak jauh dari rumah kira-kira sekitar 250 meter. Hal lain yang membuat
saya semangat sekolah yakni saya termasuk murid yang rapi dan mendapatkan
pujian dari kepala sekolah. Sungguh senang perasaan saya pada saat itu.
5
Pada waktu kelas 4
(empat) SD saya mulai hobi berseni seperti menari, menggambar, bahkan menyulam.
Dahulunya keterampilan itu di praktek kan secara langsung disekolah saya sangat
suka sekali. Pada kelas 4 saya sudah bisa menghasilkan suatu keterampilan salah
satu diantara nya kemoceng yang terbuat dari tali rapia. Sungguh menyenangkan
pada masa itu bisa mulai berkreasi menciptakan suatu keterampilan.
Pembagian lapor kelas 4
telas berlangsung dan libur pun tiba kami pun masuk dibangku kelas 5 dengan
wali kelas yang berbeda serta pelajaran-pelajaran yang berbeda pula. Kesulitan
belajar yang saya dapatkan mulai terasa
sudah mulai malas. Tetapi semua nya saya hadapi dengan biasa-biasa saja. Pada
kelas 5 ini yang saya ingat saya dan teman-teman dihukum berdiri didepan kelas selama mata pelajaran
itu selesai. Kami dihukum kerana lupa membuat pekerjaan rumah (PR) sungguh
malunya pada waktu itu.
Pada masa kelas 5 SD
ini saya sangat suka mengikuti ekstrakurikulum Pramuka yang di adakan pada sore
hari pada hari Jum’at. Dengan mengikuti ekstrakulikuler inilah saya banyak
mengetahui hidup mandiri dan menghargai sesama manusia. Disini saya dan
teman-teman mengikuti perkemahan selama 3 hari 2 malam. Pada perkemahan ini
kami di tuntut untuk mandiri masak sendiri walaupun tidak pandai masak tetapi
untuk mengisi kampung tengah saya dan teman-teman berusaha untuk memasak.
Adapun mengikuti
kegiatan ini sangat penting untuk pengalaman saya untuk kedepannya menjalankan
kelangsungan hidup. Mengikuti pramuka ini perlu mental dan fisik yang kuat.
Pada kegiatan pramuka ini yang saya suka adalah kemping, jambore dan hal lain
sebagainya. Bahkan saya pernah dilantik atau kenaikan pangkat jadi “pengalang”.
Kegiatan hal lainya yang saya sukai yaitu menari, saya suka menari mulai kelas
2 SD. Hingga setiap perpisahan kelas 6 saya selalu mengisi acara perpisahan
tersebut. Namun hobi saya yang suka seni ini berbuah keberhasilan saya sering
mengikuti acara kesenian bahkan perlombaan tingkat kecamatan. Dengan mengikuti
seni tari ini saya banyak dikenali oleh orang banyak dan mempunyai teman-teman
yang lainya. Banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan semasa sekolah dasar
ini. Pengalaman yang saya ingat dan berkesan adalah semasa SD saya sangat akrab
dengan teman saya perempuan dia orang cina. Teman saya ini mempunyai kakak
laki-laki hingga pada suatu hari saya sedanh asik memakan tebu dengan
teman-teman lainya. Tanpa sengaja membuang ampas tebu dan tekena mata kakak
temannya saya. Dan saya minta maaf bahwa saya tidak sengaja. Namun sebaliknya
kakak itu marah dan terus mengejar-ngejar saya di luar sekolah maupun
disekolah.
Disisi lainya pada
waktu sekolah SD saya sudah mulai pandai berdagang. Bukan disekolah dasar saja
bahkan di MDA. Yang mulai berjualan di kelas 4 SD yang saya jualkan seperti
Buah rambutan, pada waktu itu pohon rambutan banyak disekitar rumah punya nenek
saya. Selain buah rambutan saya juga menjual tebu, Es, buah rambai. Saya senang
sekali berjualan di kelas itu. Bahkan teman saya mendukung saya berjualan
dikelas. Keuntungan yang saya dapat cukup lumayan.
6
Setelah lama saya
berjualan pada suatu hari saya ditegur oleh seorang guru bahwa ia mengatakan
tidak boleh berjualan dikelas karena menganggu orang belajar dan sampah
berserak didalam kelas. Hati saya sedih setelah dikatakan seperti itu. Dan saya
sempat tidak mau sekolah lagi karena malu dikatakan seperti itu, bahkan saya
menangis bagi saya perkataan itu tidak baik dilontarkan kepada saya. Namun guru
tersebut bertemu dengan orang tua saya dan menasehati. Akhirnya saya tidak lagi berjualan didalam kelas. Tetapi
pengalaman ini lah yang membuat saya semangat pantang menyerah dan bisa
berusaha sendiri.
Selain sekolah dasar
disore harinya saya mengikuti sekolah agama atau MDA selama 4 tahun saya
belajar disekolah ini. Di MDA banyak hal-hal agama yang saya ketahui. Banyak
hikmah dan pengalaman yang saya dapatkan pada waktu itu. Waktu kecil saya tidak
tahu bacaan saat sholat dan tatacara atau peraturan dalam islam. Sifat saya di
MDA ini tidak jauh beda dengan biasanya.
Malu adalah sifat yang
dimiliki oleh seorang perempuan terutama saya. saya di MDA ini mendapatkan
pelajaran yang bermanfaat untuk kehidupan dan bahkan sampai dunia akhirat ilmu
agama ini sangat penting. Saya daan teman-teman di ajarkan tatacara sholat dan
hal-hal lain yang baik. Di MDA ini juga saya diajarkan berakhlak baik sesama
manusia dan tidak boleh sombong. Saya dan teman-teman lainya disekolah agama
ini dituntut untuk bisa membaca al-quran. Alhamdulillah saya semenjak masuk SD
kelas 1 saya telah belajar mengaji dengan seorang nenek yang rumahnya tidak
jauh dari rumah saya. selain itu guru kami juga berpesan bahwa dalam berakhlak
hendaklah meniru sifat Rasullah Saw.
Sewaktu di SD kecurangan
pun saya dapat pada masa kelas 3 sungguh menyakitkan. Hal ini yang membuat saya
tidak lupa hingga sekarang. Pada waktu pembagian rapor kenaikan kelas 4 saya
mendapakan juara 3 (tiga) namun semua itu direkayasa saya tidak di panggil maju
kedepan yang aneh nya di rapor saya tertulis secara jelas peringkat ketiga.
Yang lucunya teman saya yang tidak aktif belajar yang hanya diam saja
mendapatkan peringkat ketiga. Betapa marahnya saya pada saat itu ingin rasanya
saya menangis sekuat-kuatnya. Dan ibu saya menasehati saya agar tetap sabar dan
ibu berkata tidak selamanya kecurangan itu baik.
Libur telah usai
kenaikan kelas 6 tahap akhirnya telah masuk tingkat pelajaran semakin sulit dan
tugas-tugas pun menumpuk. Dikelas 6 banyak cobaan yang datang mengganggu saya
ada saja godaan-godaan yang datang pada diri saya. pada umur 11 tahun ini kenakalan
yang dibuat telah tampak seperti teman mengajak
kesana dan tak tahu tujuan nya kemana. Saya sudah mulai pemalas. Tetapi
berkat motivasi dari orang tua dan kakak saya menjadi semangat lagi.
7
Dikelas enam ini kami
di tuntut untuk belajar dan terus mengulang belajar yang dahulu sebelumnya.
Kami belajar tambahan hingga sore bahkan pada malam hari. Pada malam hari
inilah yang tidak pernah dibuat orang, tetapi kepala sekolah mencoba mengadakan
belajar tambahan. Disini lah orang tua banyak gelisah dan risau terhadap
anaknya. Hanya beberapa malam saja kami belajar malam dengan bimbingan kepala
sekolah. Dikarenakan orang tua banyak mengeluh pembelajaran bimbingan malam pun
telah ditiadakan lagi. Dan pembelajaran dilakukan seperti biasanya pada waktu
sore hari.
Akhirnya pada tanggal
23 Juni 2004 saya telah selesai menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar (SD),
Sungguh tak terasa selama 6 tahun saya bergelut di pendidikan dasar ini. Banyak
pelajaran dan pengalaman yang perlu saya ambil. Sementara sifat saya berubah
yang dulu nya manja sekarang sudah mulai mandiri dan tidak menangsi dan manja
lagi. Perjuangan saya tidak hanya sampai disini “jalan masih panjang”.
Pada tahun 2005 saya
masih melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah pertama (SMP) Negeri 4 Dompas,
Sungai Pakning, Kec. Bukit Batu. Setelah mendaftar di SMP ini sifat saya
semakin malu. Karena dilokal kelas 1 teman saya hanya beberapa orang saja,
banyak teman yang tidak saya kenal. Semua anak dalam lokal tersebut merupakan
dari alamat yang berbeda pula. Status kami sekarang ini adalah mahasiswa baru
disini saya mendapat bimbingan MOS (Masa Orientasi Siswa). Disini kami
dibimbing oleh beberapa guru dan kakak tingkat lainya. Kami dididik dan diajarkan
sedikit materi pelajaran dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
disekolah ini. Akhrinya setelah banyak mengenali teman lainya rasa malu pun
telah sedikit berkurang.
Disekolah ini sifat
setiap teman saya berbeda ada yang baik, jahat, pendiam, saya termasuk sifat
yang pendiam dan pemalu. Tetapi semua itu tidak menjadi penghambat dalam
belajar. Di SMP ini cara mengajar setiap guru berbeda tentu saja sifatnya
berbeda pula. Ada seorang guru yang sangat saya menyayangi saya begitu pula
saya suka dengan cara mengajar yaitu Ibu Asih, beliau sangat baik dan tidak
membedakan kami yang jumlahnya dalam satu lokal sangat ramai. Dari sifat guru
saya ini saya contohi untuk kedapannya nanti.
Disekolah Menengah
Pertama (SMP) saya selalu duduk paling depan. Hal ini menjadi motivasi saya
semenjak SD. Alasannya karena jika saya duduk didepan saya akan menerima
pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut bisa diserap dan mudah dimengerti
serta konsentrasi pun dapat. Sebaliknya jika posisi duduk saya berada dibelakang
otomatis banyak bermain nya dan belajar pun terganggu.teman saya pada SMP ini
pada umumnya jahat, suka mengganggu orang lain. tetapi ini tidak menjadi suatu
hal yang menghambat saya untuk belajar. Semua itu adalah canda belaka dan pada
masa itu juga rata-rata umur kami sudah dikatakan puber atau masa-masa
pertumbuhan
8
Selain itu disekolah
saya tergolong siswa aktif dan berprestasi. Dengan giat dan keyakinan belajar
serta kepercayaan orang tua kepada saya. pada waktu itu saya juga pernah
mengikuti Olimpiade tingkat SMP antar kecamatan Bukit Batu. Alhamdullilah pada
waktu itu saya mendapatkan Harapan 1 antar SMP, serta di Sekolah Menengah Atas
(SMP) saya juga mengikuti perlombaan kesenian tari zapin antar Kecamatan Bukit Batu yang
diselenggaraakan di kantor camat Sungai Pakning, Serta kegiatan pramuka yang
saya ikuti tidak merugikan bagi saya itu adalah pengalaman saya yang paling
berharga dalam kehidupan saya untuk kedepannya. Dengan mengikuti kegiatan dan
perlombaan ini membuat saya banyak dikenali masyarakat. akhirnya pada awal
ajaran baru saya dipilih oleh beberapa guru dan kakak kelas lainnya sebagai
sekretaris OSIS (Oruentasi Siswa Intra Sekolah). Sungguh beruntung bagi saya
mengikuti organisasi ini. Disisi lain sebagai sekretaris OSIS saya selalu
megisi acara yang diselenggarakan disekolah. Dari kegiatan OSIS inilah membuat
saya menjadi berani, yakin, yang dahulu
nya saya pemalu sekarang saya telah berani tampil mengisi acara walaupun hanya
membawa acara tersebut. Saya juga sering mengisi acara jika ada acara
perpisahan kakak kelas maupun acara islami. Berkat dengan kegiatan ini saya
yang dulu nya pemalu, cuek dan akhirnya saya berani tampil dalam arti sudah
percaya diri. Hal ini juga dapat memdorong saya untuk kedepannya.
Berkat seorang guru yang
sangat sayang kepada saya, saya termotivasi untuk belajar lebih giat lagi
berkat dorongan semangat guru tersebut. Disinilah kecemburuan antar murid murid
kelas 2. Sehingga jika belajar penjas saya selalu di ejek teman saya karena
guru tersebut. Walaupun itu sering
terjadi namun hal itu bukanlah hal yang penting buat saya, bagi saya semua nya
sama dan tidak ada yang berbeda. Saya
dan teman-teman lainnya pernah mendapatkan hukuman yang menyakitkan bagi kami.
Disini kami mendapatkan hukuman berupa pukulan di tanggan ingin rasanya saya
menangis saat itu. Tapi saya tidak harus cengeng karena pada masa itu bukan
hanya saya sendiri, bahkan satu kelas kami dihukum sungguh pengalaman yang
pahit untuk dikenang.
Libur pun telah usai
kami sekarang semua duduk dibangku kelas 3 dengan wali kelas yang berbeda,
suasana yang berbeda dan belajar pun berbeda. Dikelas tiga ini kami tidak lagi
seperti anak kecil dan benyak bermain. Waktu
saya dan teman pada waktu itu hanyalah belajar dan terus belajar, karena
pada waktu itu kami kelas yiga akan menghadapi ujian akhir nasional (UAN). Disini kami tuntut untuk
belajar pada sore harinya, bahkan kami tidak pulang setelah masa belajar telah
usai.
Perasaan saya dikels
tiga ini agak sedikit takut dan rasanya tidak mau mengikuti Ujian Akhir
Nasional. Tetapi berkat do’a dan dorongan orang tua dan guru, saya tetap semangat mengikuti proses belajar
di kelas tiga ini. Tidak hanya saya merasakan hal seperti ini bahkan teman saya
dikelas ini merasakan hal yang sama. Bulan, hari terus berjalan kami tetap
mengadakan proses belajar. Saya yang suka makan coklat ini rela bersama
teman-teman pergi kerumah guru untuk belajar bahasa Inggris dengan berkayuh
sepeda kami semangat untuk belajar.
9
Perasaan takut selalu
menghantui saya dan ujian pun semakin dekat. Guru-guru kami tanpa lelah
mengajarkan kami sampai dapat. Akhirnya ujian akhir nasional pun berlangsung
semua perasaan takut, risau pun bercampur baur pada masa itu. Setelah proses
ujian berlangsung akhirnya telah usai proses itu. Perasaan saya pada itu tidak
hilang perasaan tetap takut dan khawatir karena kelulusan belum diumumkan. Namun
kepala sekolah menasehat kami jangan sampai stressmenghadapi masalah ini
perbanyaklah berdo’a semua serahkan kepada Alla Swt.
Alhamdulillah pada
tanggal 23 Juni 2007 kami lulus semua, betapa bahagianya saya saat itu bahkan
terharu. Kami semua sujud syukur pada waktu itu. Saya lulus dengan jumlah nilai
rata-rata yang cukup memuaskan. Perjalanan pendidikan saya tidak hanya sampai
disini masih jauh. Setelah lulus dari SMP niat hati saya ingin menyambung ke
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sungai Pakning. serta keingian orang tua
ingin sekali bahwa saya masuk sekolah binaan itu. Berkat semangat yang
diberiakan oleh orang tua.
Akhirnya saya mencoba
mendaftar bersama-sama teman di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sungai
Pakning binaan ini. Tipis harapan masuk disekolah ini karena sekolah ini
mengadakan tes bagi mahasiswa baru. Tapi saya tidak menyerah dan saya mencoba
mendaftar dan bertawakal, berdo’a kepada Allah Swt. Hingga 3 hari kemudian
pengumuman berlangsung disekolah itu. Alhamdulillah saya diterima disekolah
binaan ini. Sekolah ini tidak jauh dari belakang rumah saya hanya ratusan
meteran saja langsung sampai.
Sebelum memasuki
sekolah ini pada awalnya saya berfikir dan bertanya dulu kepada orang tua. Saya
meminta izin dulu kepada ibu untuk memasuki sekolah itu. Karena anggaran dana
untuk masuk di SMA Binaan itu membuntuhkan dana yang lumayan besar. Dan saya
tidak berani untuk memaksa ibu saya untuk masuk sekolah tersebut. Disini saya
melihat kondisi kehidupan kami yang sangat sederhana.
Saya juga memikirkan
perasaan itu dan tidak memaksa kerana kedua kakak saya juga melanjutkan ke
Perguruan Tinggi. Dalam tiap sholat saya selalu berdo’a mudah-mudahan orang tua
saya diberi kemudahan jalan keluarnya. Setelah diterima sebagai siswa Sekolah
Menengah Atas ( SMA) Binaan Negeri 1 Sungai Pakning. Saya menjalankan MOS (Masa
Orientasi Siswa) selama 3 hari dengan jumlah siswa lebih kurang 300 orang
siswa. Disekolah ini jauh berbeda sekali dengan masa sekolah SMP. Bahkan pada
masa ini timbul rasa malu saya mungkin disebabkan keramaian. Selama menjalankan
MOS kami didik seperti anak TK (Taman Kanak) kami diperintahkan untuk
berpakaian hitam putih dan menggunakan perlengkapan yang telah di atur oleh
sekolah tersebut. Perasaan kesal pun ada dihati saya pada waktu itu kerana saya
pada hari MOS kedua berlangsung saya dihukum oleh kakak yang membimbing kami.
Betapa malunya perasaan saya pada waktu itu ingin rasanya saya pulang ke rumah
dan tidak mau ke sekolah lagi. Hal ini telah biasa, tetapi saya harus berubah
lagi lebih dewasa dalam menghadapi situasi apapun. Agar kedepannya menjadi
lebih baik lagi.
10
Setelah menjalani
proses Masa Orientasi Siswa (MOS) pembagian kelas pun telah dilaksanakan
pelajaran baru akan segera dimulai. Pada waktu itu saya merasa tidak semangat
menghadapi masa belajar baru, teman baru tidak membuat saya tenang pada masa
itu. Karena dikelas itu saya tidak satu pun yang sekelas dengan saya. selain itu
beraneka ragam agama, dan suku semua bersatu disekolah ini. Disekolah ini tidak
membedakan perbedaan baik dari segi fisik maupun materil.
Di sekolah ini ada yang
beragama Islam, Budha, Kristen, dan lain sebagainya. Serta suku yang terdapat
disekolah ini ada yang Melayu, Jawa, China, Minang dan Batak. Tidak hanya
siswa-siswi yang berbeda agama maupun suku, namun guru-guru di Sekolah Menengah
Atas(SMA) juga berbeda suku, ada yang melayu, jawa, minang bahkan batak, serta
agama yangberbeda pula. Proses belajar pun segera berlangsung semua belajar
seperti biasanya. Perbedaan diantara SMP dan SMA ternyata saya lihat pada waktu
itu sangat jauh berbeda, mulai dari segi belajar dan mata pelajar pun semakin
bertambah.
Di sekolah menengah
atas ( SMA ) semua siswi yang islam diwajibkan untuk memakai jelbab serta bagi
yang bukan beragama Islam mereka tetap memakai pakaian serba panjang mulai dari
rok dan baju pun panjang. Disekolah ini membuat saya malu dan berat rasa nya
untuk bergaul dengan teman-teman yang ada yang disekeliling saya. tidak jauh
beda hal nya dengan sekolah sebelum nya, saya tetap duduk di depan dengan teman
baru saya namanya Putri. Walaupun saingan disekolah ini banyak namun tidak
membuat saya patah semangat. Karena ini adalah hal yang wajar dan lebih bagus
adanya persaingan. Waktu masa SMA kebanyak teman saya selain perempuan saya
akrab sekali dengan teman laki-laki bahkan kami selalu mengerjakan tugas
bersama-sama walaupun sampai larut malam.
Meraih juara disekolah
ini merupakan impian semua siswa-siswi apapun caranya harus dilakukannya.
Perbedaan disekolah ini terlihat sekali bahwa kebanyakan guru sebagian ada yang
membeda-bedakan siswa nya. Dalam arti ada murid kesayangan disetiap guru yang
berbeda pula. Hal ini lah yang menimbulkan pro kontra antara siswa satu dengan
yang lainnya kecemburuan sosial terjadi disekolah ini termasuk saya sendiri
yang pernah merasakannya. Sungguh tidak adil bagi kami pada waktu itu saya yang
pada itu berumur 16 tahun sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk.
Kesulitan-kesulitan
yang saya rasakan pada saat itu ada di mata pelajaran Fisika dan Biologi. Bukan
hanya saya yang mengeluh namun siswa yang lainnya merasakan hal yang sama.
Mungkin guru tersebut cara belajarnya kurang kreasi dalam arti menegangkan. Banyak
nilai siswa dan termasuk saya mendapatkan nilai standar dengan guru tersebut.
Saya sempat mengeluh belajar waktu di SMA ini. Ingin rasanya saya pindah
disekolah lain yang layak untuk saya berinteraksi sebebas seperti masa-masa SMP
dulunya. Dan peraturan yang ditetapkan disekolah ini jauh berbeda sekali dengan
waktu SMP. Hukuman yang dikenakan sanksi berupa materil. Semakin banyak siswa
yang masuk atau sekolah di SMA ini semakin ketat peraturan yang ada disekolah
ini.
11
Pada saat kelas 1 SMA
ada sebagian pelajaran yang menyenangkan bagi saya. saya sangat suka belajar
bahasa Indonesia, kesenian, dan geografi. Dengan demikian hal yang lainnya
pelajaran yang tidak saya sukai.
Jika gurunya kurang
enak cara mengajarnya maka saya pun kurang rasanya mau belajar. Tetapi saya
beusaha untuk senang dengan guru tersebut dan pelajaran yang akan
disampaikannya.
Sewaktu di Sekolah
Menengah Atas (SMA) banyak yang berbeda sifat jahat, suka ganggu orang lain.
sifat malas pun timbul di dalam diri saya. di SMA ini banyak tugas-tugas yang
diberikan oleh guru mata pelajaran. Kejenuhan siswa pun marak terjadi. Selain
itu disekolah ini pula ada seorang guru bahasa Indonesia mengatakan bahwa
disekolah ini ada yang mirip dengan saya, saya terkejut pada waktu itu, ternyata
yang mirip itu adalah teman saya 1 kelas tetapi saya tidak menyadarinya
kemiripan tersebut, akhirnya semua sekolah heboh akan kemiripan kami padahal
kami tidak ada hubungan saudara sedikit pun. Saya mengatasi masalah tersebut
dengan cuek bebek saja.
Sungguh banyak manfaat
pelajaran yang perlu diambil di sekolah menengah atas (SMA) ini. Dengan
bimbingan para guru-guru kami para-para siswa mengadakan acara rutin kami
setiap hari Jum’at membaca yasin, membaca surah Al-khafi dan ceramah agama oleh
ustad. Acara rutin ini di biasakan karena siswa-siswi menjadi siswa yang
beriman dan bertakwa.
Ujian kenaikan kelas
pun berlangsung, saya yang hobi makan coklat ini merasa, resah dan gelisah.
Karena pada saat itu ketentuan kejuruan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). Pada hari itu saya sangat sedih dan agak sedikit
menjengkel dihati karena saya tidak bisa masuk di jurusan IPA. Tetapi ada
sebagian guru memberi motivasi kepada saya, bahwa kedua jurusan itu sebenarnya
sama saja tergantung pada diri kita sendiri yang mengaturnya. Saya sempat
menangis pada hari itu. Yang saya heran teman saya nilai yang sama dengan saya
bisa masuk IPA kenapa saya tidak. Hal ini mungkin terjadi penyimpangan lain
yang timbul dikarenakan orang tua murid agar anak nya bisa masuk IPA dengan
kata lain mereka membeli jurusan. Sungguh tidak
adil bagi saya pada waktu itu. Dan ada juga sebagian guru mengatakan
biarlah semua itu terjadi, semoga semuanya ada hikmahnya nanti. Dengan kata
inilah kami terutama saya sendiri bangkit kembali dan semangat untuk
kedepannya.
Setelah saya duduk
dibangku kelas dua IPS saya belajar tidak seperti kelas 1 lagi. Disamping itu
sifat dan gaya saya berubah. Yang dulunya culun tidak pandai bergaya.
Sekaranglah saya pandai merias diri, pandai bergaya mulai dari pakaian,
penampilan dan hal lain sebagainya. Dan sifat serta prilaku saya juga berubah,
dahulunya tidak tahu bergaya sekarang sudah bisa bergaya, yang dahulunya
tidak pernah keluar malam, sekarang
sudah berani keluar malam walau pun hanya sekedar mencari tugas. Tidak hanya
itu sudah bisa jalan- jalan pada sore harinya serta bersama teman-teman pada
malam minggunya kumpul bersama teman-teman.
12
Dikelas 2 IPS ini saya
sudah bisa diajari menyulam oleh guru-guru yang bersangkutan yaitu membuat
taplak meja selain menyulam kami juga membuat ukiran dengan menggunakan pahat.
Dengan bertambahnya umur dan pola pikir bertambah banyak yang saya dapatkan
baik dari segi positif maupun negatif. Dalam sekolah SMA ini peraturan semakin
cepat dan semakin berkembang pula perkembangan pola pikir siswa.
Ketika di sekolah
menengah atas (SMA) binaan tempat saya sekolah, saya sempat merasakan ketakutan
selama seminggu. Bukan hanya saya yang merasakan seperti itu tetapi semua siswa
– siswi dan para guru-guru merasakan yang sama, karena pada masa itu disekolah
kami dilanda masalah kerasukan, hampir setiap upacara berlangsung pasti ada
yang siswa kerasukan. Semua merasa ketakutan akan hal tersebut. Kami dibimbing
guru agama untuk banyak-banyak membaca surah-surah al-quran dan jangan sampai
pikiran kosong. Di sisi lainnya ada yang senang ketika ada kesurapan ini kami
disuruh pulang kerumah dan tidak melanjutkan pelajaran lagi.
Masa kami di sekolah
menengah atas (SMA) ini hanya 8 bulan. Saya tidak ada kegiatan lagi untuk
bermain-main. Waktu luang hanya digunakan untuk istirahat dan belajar. Perasaan
gelisah dan rasa takut menghantui diri ini akan menghadapi ujian akhir nasional
(UAN). Selain itu, pada sore harinya saya dan teman-teman belajar di kelas
dengan bimbingan guru-guru dibidang mata pelajaran tertentu. Waktu ujian pun
semakin dekat tetapi diri ini tetap santai dan perasaan tak tentu arah gelisah,
rasa takut bercampur aduk.
Sebelum proses ujian
nasinal berlangsung, para sekolah menghibur kami dengan mengadakan studi
banding. di adakan pertandingan olahraga antara Sekolah Menengah Atas (SMA)
Binaan 1Sungai Pakning melawan SMA plus Pekanbaru. Pada perlombaan berlangsung
sungguh berbuah keberhasilan, jika diuji dengan mental tidak jauh jatuh
anak-anak SMA saya hampir setiap perlombaan yang dipertandingkan selalu SMA
kami memperoleh kemenangan. Tetapi sebaliknya jika diuji kemampuan tertulis
mungkin jauh tertinggal sedikit jatuh dalam arti kalah.
Dengan adanya studi
banding ini kami mendapatkan kenalan, teman baru bahkan sampi bertukar
heandphond. Hal ini akan membawa kami dengan kesenangan yang tak terduga.
Setelah dua bulan saya menghadapi ujian nasional (UN). Waktu itu saya
menggangap nya santai saja. Para guru-guru menegaskan kepada kami terutama
dibawa santai jangan terlalu berpikir. 1 hari sebelum ujian berlangsung,
sebagian teman saya ada yang sakit dan sampai masuk kerumah sakit. Yang anehnya
malam ujian berlangsung saya tidak belajar bahkan nonton bahkan bermain hp.
Disisi lain nya yang tidak lupa saya lakukan adalah setiap sholat saya tidak
lupa berdo’a kepada Allah S wt. Agar diberi ketenangan dan kesabaran dalam
menghadapi masalah ini.
13
Setelah ujian
berlangsung hati rasanya lega lepas dari belenggu rasnya. Sementara kelulusan
belum di umumkan. Setelah seminggunya saya tidak lagi aktif disekolah tetapi
dirumah saya dapat membantu orang tua. Bahkan hati ini senang dirumah saja dan
tidak mau kemana-mana. Saya sedikit iri
terhadap teman beberapa teman saya yang melakukan bimbingan (belajar private)
di Pekanbaru untuk masuk perguruan tinggi. Sebelum mengadakan ujian nasional.
Saya sempat mengikuti BPUD dari UIN disini saya merasa sangat kecewa terhadapa
panitia yang menyelenggarakan penyeleksi penerimaan mahasiswa ini, kami hanya
ikut pada waktu itu hanya 5 orang, kecewa nya saya saya tidak lulus saat ikut
tes. Yang anehnya teman saya yang tidak pernah masuk 10 besar lulus dengan
hasil yang memuaskan. Ibu saya sedikit kecewa terhadap saya, tetapi ibu saya
tetap membeikan semangat kepada saya untuk bersabar. Selama sebulan dirumah
saya rasa senang dan tidak ada merasa terbeban lagi. Dan tidak perlu memikirkan
sesuatu apa pun. Namun tibalah saat nya waktu kelulusan di umumkan. Perasaan
saya pada waktu itu sangat takut dan tidak tenang. Pengumuman di umumkan pada
tanggal 26 April 2010 pada sore hari jam 18.00 WIB, alhamdulillah saya lulus
dan kami bersama-sama bersujud syukur berterima kasih pada Allah Swt.
Disamping itu ada teman
kami yang tidak lulus 2 orang, 1
laki-laki dan 1 perempuan. Dari sekolah kami hanya 2 orang yang tidak lulus.
Selain itu penyimpangan-penyimpangan yang banyak saya dengar pada waktu itu,
teman saya banyak yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, ada yang menikah,
menganggur bahkan teman saya ada yang sudah hamil pada waktu itu. Sebelumnya
kami sudah berjanji dengan teman-teman satu lokal IPS B untuk tidak menjadi
pengangguran. Namun menjadi orang sukses semua nya. Amin.
Malam perpisahan dengan
teman pun sudah terlewati, hati iba, bahagia, senang ada juga melihat teman
yang sudah lulus masuk ke perguruan tinggi. Saya hanya senyum dan mengucapkan
selamat kepada teman saya yang telah lulus sungguh beruntung teman saya apa
lagi lulus dan diterima sebagai mahasiswa di universitas negeri. Dirumah saya
hanya diam saja, saya tidak berani memaksa orang tua saya untuk kuliahkan saya. pada hari itu ibu saya
menyuruh saya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Dan saya mendaftar secara
online untuk masuk Universitas Riau, pada waktu itu ibu saya menyuruh saya
untuk memilih perkuliahan kuguruan, padahal saya tidak mau memilih menjadi
guru, karena kedua kakak saya sudah menjadi guru, pada saat itu saya mau
berbeda dengan kakak saya yaitu mau mengambil mata kuliah tentang Ilmu
Pemerintah (IP) sebagai anaka yang berbakti pada orang tua saya memilih guru
dengan pilihan pertama Pendidikan Bahasa Indonesia dan pilihan kedua Pendidikan
Kwarganegaraan. Setelah lamanya mendaftar tibalah saatnya untuk mengikuti tes.
Kemudian saya pergi ke Pekanbaru bersama teman saya kami menuju ke Panam dan
saya mendapatkan tempat tes di SMA N 8 Pekanbaru.
14
Pada waktu itu saya
hanya ditemani oleh kakak saya yang ke 2 saya tinggal pada waktu itu dirumah
temannya yang tak jauh dari tempat tes SMPTN. Di tempat saya tes hampir ribuan
orang yang mengikuti tes pada waktu itu. Posisi saya duduk waktu itu berada
didepan sekali. Tes hari pertama cukup menegangkan bagi saya. serta hari kedua
pun tes seperti biasa, tipis harapan untuk lulus masuk ke perguruan tinggi.
Karena soalan-soalan ppun bagi saya pada waktu itu sangat susah, selain itu
hantu siasnya siswa yang mau masuk ke Universitas Riau tersebut. Banyak orang
tertarik untuk masuk ke UNRI tersebut karena uang kuliah yang murah, SPP yang
murah kemudian universitas ini terkenal dimasyarakat dan tidak asing lagi
terdengar oleh masyarakat.
Setelah tes saya pulang
lagi ke kampung Sungai Pakning. Baru saja beberapa hari tes ke Pekanbaru berat
badan saya turun, yang dulunya berat badan 40 kg mengalami turun menjadi 38 kg.
Saya merasa tidak enak disana walaupun disana kota, tetapi bagi saya tidak
sesuai pada saat itu. Berat rasa hati berpisah dengan orang tua. Akhirnya
menunggu dan menunggu pengumuman kelulusan SMPTN. Perasaan saya santai saja
pada waktu itu tidak sedikit pun saya merasa takut atau hal lain sebagainya.
Saya hanya berserah diri kepada Allah Swt dan bertawakal serta berdo’a tidak
henti-hentinya saya lantunkan.
Pada waktu itu saya
tidak mengikuti bimbel seperti teman saya lainnya. Dan saya juga tidak
mengikuti tes ditempat lainnya seperti mendaftar di Akademik-akademik lainya
yang pernah datang ke sekolah pada waktu itu. Saya tidak tertarik akan hal
tersebut. Selain mengikuti tes di Pekanbaru. saya memberi usulan kepada orang
tua saya untuk kuliah yang daerahnya yang tak jauh dari orang tua saya. saya
mengusulkan kepada orang tua untuk kuilah di Bengkalis saja, selain dekat
dikampung, universitas-universitas maupun akademik pun banyak disana. Setelah
dipikir-pikir orang tua saya mengatakan bahwa di Bengkalis susah mengurus dan
kalau nyambung kuliah harus ke Pekanbaru pula. Tibalah masanya pengumuman SMPTN
berlangsung pada hari itu, saya menganggap enteng saja, bahkan saya tidak
tertarik untuk membeli koran. Karena pengumuman keluar dikoran. Setelah 2 jam
saya berkumpul dirumah teman yang tak jauh dari rumah saya. salah satu teman
saya ada yang membeli koran, yang kami rasakan di sana adalah hanya tawa dan
tersipu malu, tetapi ada juga yang bersedih, mengapa demikian ? karena semua di
antara kami tidak satu pun yang lulus atau nama kami tidak ada satu pun
tertulis didalam koran. Sungguh menyedihkan perasaan pada waktu itu. Tetapi
saya tetap semangat karena bukan hanya saya yang tidak diterima di universitas
tersebut bahkan puluhan teman saya banyak yang tidak lulus.
15
Akhirnya saya tidak
tahu lagi harus berbuat apa, saya hanya berdiam diri dan tidak mau memaksa
orang tua untuk mengikuti tes yang lainnya. Pada waktu itu saya sempat
mengikuti tes lokal / jalur lokal yang diselenggarakan oleh UNRI. Beda halnya
jalur lokal ini membutukan anggaran yang cukup besar untuk biaya-biaya
kuliahnya. Selain itu juga tidak semua orang yang diterima untuk jalur lokal
ini. Dan saya pun mendaftar secara online juga sepeti biasanya. Namun cerita
miring pun yang dengar oleh orang tua saya, dan saya pun tidak jadi mengikuti
tes lokal tersebut. Saya agak sedikit rugi terhandap uang pendaftaran yang pada
itu Rp. 200.000- melayang sekejap saja. Selain itu, saya sedikit pun tidak ada
tergerak untuk mendaftar ke UIN, hal ini karena banyak jurusan yang tidak saya
sukai.
Sebenanya saya tidak
memaksa orang tua saya untuk menguliahkan saya, bahkan saya mau membantu ibu saja dirumah. Dalam hati saya timbul
kesedihan terhadap orang tua. Tetapi sebaliknya ibu saya ingin melihat anaknya
sukses kedepannya, timbullah rasa orang tua saya untuk masuk di Universitas
swasta, yaitu Universitas Islam Riau ( UIR). Akhirnya saya mendaftar di
Universitas Islam Riau (UIR). Saya menitipkan beli formulir dengan kakaknya
teman saya, pada masa itu harga formulir di Universitas Islam Riau (UIR) Rp. 150. 000. Dan saya memilih hal
yang sama seperti masuk di Universitas Riau (UNRI), yakni saya memilih
FKIP dengan jurusan/pilihan pertama
“Pendidikan Bahasa Indonesia” dan pilihan kedua “ Akuntansi”. Saya mengikuti
tes di Universitas Islam Riau pada gelombang kedua dan tes pun berlangsug, hal
yang sama terjadi saya pada hari itu pergi tes bersama teman saya. kami tes
pada waktu itu di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan berada dilantai 3 dan pada
posisi duduk di belakang sekali. Pada waktu itu banyak sekali yang tesdi UIR
mungkin hampir sekitar 2OOO mahasiswa yang mendaftar UIR.
Pada pukul 9.00 WIB di
kampus UIR, Marpoyan, Pekanbaru berlangsung nya tes penerimaan mahasiswa baru
gelombang pertama. Sebelum berangkat ke Pekanbaru ibu saya pergi ke rumah
tetangga untuk menolong saya untuk meluluskan masuk UIR. Anak tetangga saya ada
anaknya dosen di UIR, Selain itu ibu juga mendo’a kan saya agar saya diberi
kemudahan untuk menjawab pertanyaan nanti. Pada hari itu didalam lokal saya tes
sekitar 50 orang dalam 1 lokal tersebut, sungguh ramai sekali pada waktu itu.
Dengan puluhan soalan saya jawab dengan awali bassmalah dan berdo’a kepada
Allah Swt. Tes hanya berlangsung 2 hari tetapi kusus untuk IPA 1 hari dan untuk
IPS 1 hari. Setelah pulang dari tes, pada sore harinya saya langsung dengan
perarsaan tak tenang pulang ke kampung dengan menaiki travel. Di dalam
perjalanan pulang ternyata saya mendapatkan kenalan baru namanya Sari orang
kampung Rempak ternyata kampung nya tak jauh dari kampung saya. dan hal yang
sama kami sama-sama mengikuti tes di Universitas Islam Riau (UIR). Dan saya pun
senang mendapatkan teman baru, dan sama-sama mendaftar di UIR, serta dan kami
pun bertukar no heandphon.
16
Alhamdulillah setelah
sampai dirumah saya mencerikan semua dengan ibu saya apa yang terjadi pada saat
saya diPekanbaru. Setelah seminggu setelah itu pengumuman tes gelombang ke 2
UIR pun keluar, alhamdulillah saya lulus dengan pilihan yang saya sukai yaitu
Pendidikan Bahasa Indonesia. Pada hal saya pada malam itu sedikit pun merasakan
takut atau pun gelisah karena saya yakin saya pasti lulus.
Dua hari kemudian saya
pun kembali ke Pekanbaru untuk melakukan pendaftaran ulang dan membayar uang
kuliah. Diperjalanan ke Pekanbaru saya mendapatkan teman baru lagi 2 orang,
ternyata ada 1 orang yang satu jurusan dengan saya dan satunya lagi kakak Sammy
pada jurusan Metematika, disamping itu di perlajanan saya merasakan
ketakutan walaupun pada masa itu hanya
didalam mobil, karena pada waktu itu saya membawa uang untuk daftar ulang di
UIR, dan ibu saya juga berpesan kepada saya hati-hati saja dijalan, sesampainya
saya di Pekanbaru Saya pun ditemani kakak yang tidak jauh dari kampus rumahnya.
Pada siang harinya saya ditemani kakak itu dengan berjalan kaki menuju kampus
kami melewati kampus pertanian.
Sungguh melelahkan
daftar ulang ini pergi kesana kemari cukup melelahkan bagi kami karena kami
tidak mempunyai kendaraan pada waktu itu. Kami berjalan ke kampus menuju ke
BAAK dan langsung membayar uang kuliah
di fakultas Hukum. Setelah itu melanjutkan lagi di FKIP untuk foto copy
kwitansi. Sungguh melelah kan pada waktu itu. Pendaftaran ini tidak disampai
disini kami melanjutkan tes urine yang berada di PKM. Pada hari itu tidak hanya
saya melakukan pendaftaran ulang, sebaliknya banyak juga orang mendaftar ulang
pada hari itu. Setelah mengikuti tes urine saya mendapatkan almamater UIR.
Sungguh satu kebanggaan telah resmi menjadi mahasiswa UIR walaupun Kartu Tanda
Mahasiswa (KTM) belum selesai.
Pada pendaftaran
berlangsung saya sempat merasakan kesedihan, disisi lain banyak mahasiswa yang
mendaftar ulang ditemani oleh orang tua mereka, tetapi saya tidak sampai
menangis mengeluarkan air mata. Hal ini bukan sering terjadi buat saya, hampir
setiap masuk sekolah atau pun mendaftar saya tidak pernah ditemani oleh ibu
saya. dan saya mengerti perasaan ibu saya yang tidak bisa meninggalkan adik
saya yang pada hari itu masih duduk di bangku sekolah dasar. Mulai dari kecil
saya sudah di didik ibu saya untuk mandiri dan berusaha sendiri, serta tidak
manja dengan orang tua dan saling menolong terhadap orang lain dan satu hal
yang paling ibu berpesan adalah jangan lupa sholat dan berdo’a. Berat hati saya
meninggalkan ibu dan belajar di dearah yang lumayan jauh dari kampung saya.
17
Setelah selesai semua
mengurusi masalah kuliah, saya yang berumur 18 tahun bingung memikirkan tempat
dimana akan saya tinggal di Pekanbaru. di pekanbaru saya tidak mempunyai
saudara yang dekat rumahnya dikampus. Teman saya lainnya sudah mendapatkan kost
bahkan mengontrak rumah. Pada waktu itu saya sempat jatuh sakit karena
memikirkan hal itu. Ibu saya hanya tersenyum melihat saya. besar harapan ibu
saya ingin melihat anaknya sekses kedapannya nanti.
Tanggal 16 Agustus 2010
bertepatan pada bulan ramadhan kami mahasiswa baru gabungan dari gelombang 1, 2
dan 3 mengadakan OSPEK pada hari itu. Kami dibimbing oleh kakak tingkat dan
para-para dosen. Sungguh menyenangkan hari itu saya mendapatkan teman-teman
baru yang berasal dari berbagai daerah. Dan di Universitas Islam Riau (UIR)
tidak hanya beragama islam, bahkan ada yang kristen, katolik, dan budha. Selain
itu, berbagai suku yang ada di UIR misalnya, Minang, Ochu, Melayu, Jawa, China
dan Batak. Semua bercampur baur dalam lingkungan yang sama. Dengan berbagai
macam jenis agama dan suku tetap mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh
pihak kampus UIR.
Perkuliahan inilah
memulai saya hidup baru, hidup mandiri dan jauh dari orang tua. Untuk pertama
kali dikost rasa nya saya tak tahan lagi untuk menerusakan hidup, rasanya waktu
itu ingin-ingin cepat pulang. Tinggal dikota ini ada yang mengatakan enak dan
senang banyak hiburan, tetapi menurut saya itu adalah tidak benar. Di kost saya
tinggal bersama teman saya Sary dan teman saya yang lainnya. Keberadaan kost
saya pada waktu itu berada di alamat Jl.Karya 3. Marpoyan. Adapun jarak antara
kost dengan kampus cukup jauh membutuhkan waktu 15 menit. Bertepatan dengan
bulan puasa dan awal masuk kuliah membutuhkan semangat yang maksimal mungkin.
Dengan niat yang suci
melangkah demi langkah yang saya tempuh tanpa kenderaan untuk menuntut ilmu
demi masa depan. Awal pertama kekampus perasaan saya sangat pemalu. Dan saya
pun mulai berinteraksi pun dengan teman saya. jika dipikir-pikir lebih enak
kuliah daripada sekolah biasanya. Diperkuliahan ini kususnya didalam lokal
tidak satu pun teman saya kenalkan dan tidak satu pun yang sama daerah dengan
saya. dua minggu perkuliahan berlangsung pada bulan ramadhan. Hampir semua
kebutuhan perlengkapan kost saya baik kasur, disspenser dan lainya saya
membelinya dengan teman tidak ada menyuruh orang tua membeli. Ternyata saya
masih kuat menjalankan hidup dan bertahan.
18
Suasana dikampus saat
itu sangat ramai saya tidak bisa membedakan mana yang mahasiswa baru dan mana
yang mahasiswa yang sudah lama kuliah di kampus ini. Setibanya dilokal hanya
sebagian yang baru sempat saya kenali. Maklum rata-rata anak Pekanbaru sombong.
Hal inilah yang membuat saya merasa berkecil hati. Tetapi saya menghadapi
dengan dewasa. Cara belajar pun yang saya rasakan saat itu jauh berbeda dengan
masa sekolah. Hal belajar yang hanya sama adalah diskusi. sistem perkuliahan di
UIR ini lebih dari kejuruan mata kuliah yang kita pilih.
Dengan semangat saya
belajar di kampus ini dengan tekat ingin sukses dan ingin membahagiakan orang
tua. Didalam perkuliahan inilah saya tahu arti hidup yang jauh dari orang tua.
Dikota saya tidak mempunyai siapa-siapa dan hanya pada teman saya mengadu keluh
kesah. Dikampus cara belajar pun berbeda di dalam lokal telah disediakam tempat
duduk sendiri-sendiri dan tidak seperi waktu SMA lagi. Pada awal semester 1
sifat saya pemalu dan kebanyakan teman saya pada awal semester itu kebanyakan
cuek. Dan proses perkenalan kami pun lambat tidak seperti waktu sekolah SMA.
pada waktu SMA kami memanggil guru kini telah kuliah berbeda pula penyebutannya
yaitu dosen. Proses perkuliahan ini harus dijalani dengan serius dan tidak
boleh main-main, hal ini karena setiap mata kuliah yang diajarkan atau 1 sksnya
membayar sebesar Rp. 60.000. dalam perkuliahan ini juga saya berjaga-jaga mulai
dari sikap, tutur kata dan sopan santun. Didalam kelas saya tergolong siswa
yang suka bertanya jika dalam pelajaran tersebut tidak saya mengerti. Di
semester saru dosen yang saya sukai yaitu pak Darusman, beliau mengajar mata
kuliah membaca, jika giliran dosen ini mengajar saya selalu duduk di posisi
depan. Beliau mengajar dengan bijaksana dan tegas. Dosen ini telah lama
mengajar di UIR beliau juga merupakan senior di kampus ini pada umunya mata
kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia.
Adapun saya dikelas cukup
pendiam, maklum saja mahasiswa baru. Di dalam lokal E terdiri atas 55
mahasiswa, sekarang tinggal 52 orang siswa. Semester 1 ini saya masih tergolong
kaku, dan tidak mau pergi kemana-mana karena saya malu untuk berjalan-jalan
diluar dan hanya didalam lokal dan jika materi selesai saya langsung pulang.
Pada waktu awal kuliah saya kuliah bertepatan dengan bulan ramadhan saya hanya
kuliah 2 minggu. Setiap mata kuliah yang saya pelajari tidak sesulit dengan
materi di SMA. 9 mata kuliah yang saya pelajari dan berbeda pula dosen
pembimbingnya.
19
Di perkuliah ini saya
malas sekali untuk mengikuti organisasi-organisasi maupun mengikuti kegiatan
yang diselenggarakan oleh kampus maupun mengikuti seminar. Hal ini disebabkan
mungkin saya malas bergerak untuk mengikuti hal-hal seperti itu. Selain itu, saya
mau pergi ke tempat satu dengan tempat lainya tidak ada mengunakan sepeda
motor. Setelah dua minggu kuliah pihak kampus mengadakan ujian MID yang
diselenggarakan untuk FKIP disinilah saya mengurus kartu ujian dan kartu tanda
mahasiswa mengurus sendiri. Pada ujian berlangsung saya pada waktu itu datang
agak terlambat. Dan saya mendapatkan posisi duduk dibelakang. Ternyata duduk
dibelakang ini ternyata tidak enak, pengawasan terus menerus memantau saya dan
teman-teman yang duduk dibalakang. Alhamdullilah saya dapat menjawab semua
pertanyaan ujian berlangsung. Dan bangga nya saya tidak satu pun saya
mendapatkan nilai bobot C pada semester satu.
Kesulitan dan kesedihan
pun saya rasakan pada saat saya tinggal di kost, perbedaan pendapat dan ide pun
tak pernah diselesaikan secara baik. Saya sempat menangis menyelesaikan
permasalahan yang tak seharusnya saya terima pada waktu itu. Akhirnya saya yang
dulunya ceria sekarang sudah pandai melawan, marah, bahkan pendendam sesama
teman. Banyak pengalaman yang saya rasakan pada saat itu ada yang menyenangkan
dan ada juga yang menyakitkan. Hal ini tak perlu dipungkiri ini adalah
kebiasaan manusia yang tak luput dari kesalahan.
Dikampus saya sangat
senang pelajaran dengan metode diskusi, disinilah saya berpeluang untuk bertanya
dan memberani tampil bicara walaupun tidak semua perkataan saya benar, tetapi
saya sudah bisa memberanikan diri untuk berbicara. Bertukar pikiran disinilah
tempatnya. Selain itu saya paling pintar memilih teman dalam kelas. Saya
memilih teman yang mau serius belajar dan tidak mengecewakan orang tua. Adapun
tidak semua teman saya yang bersifat baik terhadap sesama, hanya datang jika
diperlukan baginya. Hidup harus pandai-pandai memilih teman, dan saya telah
pintar membedakan teman yang baik buat saya, dan teman yang kurang baik
terhadap saya dengan kata lain mengambil keuntungannya saja. Pelajaran dikampus
yang saya dapatkan banyak sekali manfaat bagi saya untuk kedepannya. Selain itu
mendapatkan pengalaman dan pedoman dalam mengajar. Adapun alasan saya mengambil
jurusan guru ini adalah karena guru ini perkerjaan mulia. Seperti yang
mengatakan “Tanah mana pun batang ubi dilempar, maka ia akan tumbuh”, seperti
itulah semangatnya saya untuk mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia,
selain itu peluang dan lapangan pekerjaan banyak tersedia dan tergantung pada
diri kita sendiri yang menjalankannya.
20
Dengan bertambah umur
dan pola pikir bertambah dan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk. Besar harapan orang tua untuk mendidik
anaknya supaya sekses kedepannya. Sekarang saya sudah besar dan sudah
mulai pacaran. Yang dulunya tidak tahu arti pacaran sekarang sudah tahu. Orang
tua saya sebenarnya tidak membeikan saya pacaran hanya fokus pada perkuliahan
dulu.
Semenjak berumur 21
tahun ini saya sudah berani untuk berbohong agar dapat berjalan dengan
teman-teman jika libur telah libur. Terkadang saya berkumpul dengan teman-teman
saya pada sore maupun pada malam harinya. Saya yang hobi jalan-jalan ini sangat
senang sekali jika diajak jalan ke pantai bersama-sama teman. Dan nenek saya
pun sering kali menasehati saya agar jangan terlalu sering berjalan, sekarang
sudah besar dikurangi jalan-jalannya. Anak perempuan tidak boleh banyak keluar
apa lagi jika malam hari. Saya termasuk anak yang nakal, terkadang nasehat itu
saya menganggap sepele. Dan saya terus lanjut berjalan dengan teman saya.
Hari berganti hari,
bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun, tidak rasanya waktu berjalan
begitu cepat sekarang alhamdulillah saya sudah semester 4, dan insya allah
bulan 7 saya melangkah ke semester 5. Banyak pengalaman yang saya rasakan pada
saat itu, mulai kejahatan dan kebaikan
semua saya peroleh. Tetapi semua itu saya anggap hanya angin lalu saya hanya
bersabar menghadapi masa-masa itu. Kedewasaan saya disisi lain membawakan saya
ke arah yang lebih positif. Dan saya harus bertahan diri serta menjaga perasaan
orang tua yang saat ini menjadi tulang punggung keluarga. Selain itu saya nekad
untuk tidak mau kuliah berlama-lama di UIR ini saya rasanya ingin cepat-cepat
selasai menyelesaikan perkuliahan ini. Saya bosan tinggal di tempat bukan saya
sukai. Tetapi disisi lain saya bisa hidup sendiri, mandiri.
Hanya sebagian yang
dapat sampaikan lewat tugas autobiografi ini. Mudah-mudahan menjadikan motivasi
dan pelajaran untuk kedepannya agar menjadi lebih baik lagi. Dan tahu betapa
pentingnya pedidikan. Dengan perkembangan zaman pun berbeda pula pola pikir
manusia. Untuk itu saya sebagai generasi muda harus kuat meghadapi masalah
sesulit apaun masalah itu dihapai dengan kesabaran dan berdo’a kepada Allah
Swt.
21
Autobiografi ini saya buat berdasarkan umur saya 21 Tahun.