Jumat, 19 Oktober 2012

Perjalanan Hidup


AUTOBIOGRAFI

BIODATA
Nama                           : Riska Novita
Nama Panggilan          : Riska / Ika
Tempat  T. L               : Sejangat, 05 November 1991
Umur                           : 21 Tahun
Agama                         : Islam
Jenis kelamin                : Perempuan
Alamat                         :Sungai Pakning, Kec. Bukit Batu, Kab. Bengkalis
Jumlah saudara            :4 Bersaudara
Anak ke                       : 3 (tiga)
Gol. Darah                  : O
Hobby                         : Jalan-jalan, menggambar, mengedit photo.
Tamatan SD                : 23 Juni 2004
Tamatan SMP             : 23 juni 2007
Tamatan SMA             : 26 April 2010


NPM                           : 106211586
Kelas                           : 4e.
Nama universitas         : Universitas Islam Riau (UIR)
Fakultas                       : FKIP
Jurusan                        : Bahasa dan Seni
Program studi              : Pendidikan Bahasa Indonesia.
Program                       : Strata 1 (S1)
Semester                      : IV
Blog                            : RiskaChedhika.blogspot.com.
Alamat Facebook        : Riskanovieta@yahoo.co.id


1
Pada tahun 1991 telah lahir kedunia seorang berjenis  perempuan yang bernama Riska Novita dari pasangan  Aswad (Ayah) yang berasal dari Rengat suku Bugis, berkulit hitam manis, berrambut lurus hitam berkerja sebagai Swasta, Almarhum  sekarang sudah tiada lagi dan meninggal di Rumah sakit Pekanbaru  pada saat saya berumur 3 Tahun, dan meninggalkan 4 orang anak dan istri tercinta. Dan  Rosmawati (ibu) bersuku Melayu lahir pada tanggal 5 Maret, berkulit putih, dan berambut keriting. Saya dilahirkan pada tanggal 05 November hampir 20 silam di Desa Sejangat, kecamatan Bukit Batu, kabupaten Bengkalis pada pukul 6.45 WIB bertepatan pada hari Senin. Saya yang hobby memakan masakan sempedas lomek (Ikan) buatan ibu saya ini merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara, yang terdiri dari 1 perempuan dan 3 laki-laki. Sejak berumur 3 tahun setelah di tinggal oleh ayah tercinta.
Perasaan saya pada waktu itu sangat sedih dan pilu serta terpukul, walaupun saya masih kecil tetapi saya sangat merasakan kepergian ayah saya, saya sangat menyayangi ayah saya dan tidak ingin rasanya saya berpisah dengannya, bahkan saya dan ayah saya sangat akrab. Kami selalu berjalan bersama-sama pada sore hari dan berjalan-jalan jika libur telah tiba. Namun apalah daya semua tidak mungkin kembali lagi seperti apa yang diharapkan, hanya do’a yang saya kirimkan kepada Allah Swt. Dan terus semangat dan terus berjuang demi beliau. Dan hanya saya ikuti dari ayah saya adalah seorang sosok ayah yang sangat rajin dalam mengurus keluarga dan tanpa mengeluh serta suka membantu orang lain. dan saya tinggal bersama ibu yang sampai saat ini menjadi kepala keluarga dan kakak-kakak saya yang lainnya. Pada masa ayah meninggal ibu saya hamil 8 bulan sangat sedih dan pilu perasaan kami pada saat itu. Kami sekeluarga tinggal di Desa Sejangat, Jl. Hang Tuah, RT:01, RW/03, Sungai Pakning, kecamatan Bukit Batu, kabupaten Bengkalis.

2
Saya lebih akrab dipanggil Riska, tetapi kalau di rumah saya di panggil “Res”, beda halnya panggil di sekolah dan dikampus saya dipanggil “Ika”. Saat saya berumur 4 sampai 5 tahun saya tidak memasuki sekolah Taman kanak-kanak  seperti teman-teman saya lainnya. Bahkan dirumah saya di ajarkan oleh ibu saya dan kakak saya dengan kata lain belajar dirumah. Kakak saya yang pertama sudah memasuki Sekolah Dasar begitu pula dengan kakak saya yang kedua yang bernama Rian November yang lahir pada 17 November. Saya mendapatkan pelajaran dari mereka walaupun sedikit demi sedikit. Tetapi pada masa-masa itu saya sangat nakal bahkan suka menangis. Pada waktu kecil saya sangat suka berteman dan bermain bersama kakak saya yang kedua. Hal ini karena dilingkungan saya tidak ada anak kecil perempuan yang seumur  dengan saya. Oleh karena itu tidak heran jika saya waktu kecil kebanyakan teman sepermainan saya adalah laki-laki.
Sebelum saya masuk sekolah saya sangat hobby sekali menggambar dan coret-coret buku-buku milik kakak saya. Akhirnya sebelum ayah saya meninggal pada saya berumur tiga tahun ayah saya membuatkan papap tulis dirumah dari situlah saya mulai belajar walaupun sekedar coret mencoret. Bahkan dengan tiap hari nya saya ingin belajar menulis terus menerus hingga bisa.
3
Di lingkungan keluarga nenek  saya sangat menyayangi saya sebagai cucu perempuan pertama nya. Hampir tiap hari nenek yang biasa di sapa “Wo” ini memberi makanan kepada saya. Namun setelah adik ke empat telah lahir yang bernama Rizwan ini pada 12 Juni. Adik saya ini tergolong nakal. Tetapi saya tidak pernah iri atau jahat kepadanya. Dan saya tau bahwa ibu saya adalah ibu yang sangat adil.
Sebelum masuk  Sekolah Dasar (SD) saya tidak memasuki TK (Taman Kanak ) karena pada waktu itu saya ingin sekali masuk TK seperti sebagian teman saya lainnya. Tetapi pada masa itu anak-anak yang masuk TK di lingkungan saya itu bisa dihitung tidak semua anak seusia saya masuk TK. Hal ini karena keberadaan sekolah taman kanak-kanak ini sangat jauh dari rumah saya dan perlu kenderaan untuk mencapai sekolah itu. Namun saya juga mendapatkan proses belajar dari rumah yang diajarkan oleh orang tua saya dan kakak saya.
Pada berumur 6 tahun saya masuk sekolah Dasar Negeri 020 Sejangat. Pada hari itu murupakan titik awal saya masuk di dunia pendidikan. walaupun hari pertama masuk sekolah saya tidak ditemani oleh ibu saya, perasaan saya pada saat itu sedikit sedih, karena pada hari itu semua siswa-siswi baru masuk pertama di sekolahnya ditemani oleh orang tua mereka. Tetapi yang membuat saya semangat sekolah adalah kakak saya yang mana pada saat itu masih satu sekolah bersama saya. Hal ini tak perlu saya menyesalinya karena pada saat saya masuk sekolah ibu saya sangat  sibuk dengan mengurus adik saya yang masih kecil.
Pada hari berikut nya saya yang bercita-cita menjadi guru ini terus sekolah dan menuntut ilmu di sekolah dasar. Di dunia pendidikan inilah saya banyak menemukan hal-hal yang belum pernah saya tahu akhirnya menjadi tahu. Di sekolah pula saya banyak mengenal teman-teman bahkan saya mendapatkan teman yang banyak dan baik terhadap saya. Selain itu, di dalam kelas kami banyak yang berbeda suku misalnya, orang melayu, Jawa, batak, bahkan ada juga bersuku Thiong hua. Saya juga tergolong orang yang rajin belajar sehingga pada waktu sekolah dasar saya walaupun hanya masuk juara harapan. Di sekolah dasar ini saya sangat suka sekali mengikuti kegiatan luar sekolah atau biasa disebut extrakulikuler  seperti, pramuka, les dan lain sebagainya.
Disekolah dasar ini saya duduk di bangku nomor dua dari depan. Saya duduk dengan teman saya yang belum saya kenal pada masa itu. Perasaan saya dikala itu takut, dan hanya diam saja. Ingin rasanya pada hari itu pulang kerumah dan tidak mau sekolah lagi. Setelah beberapa hari belajar pun dimulai dengan guru yang agak membuat saya takut pada saat itu. Selama menjadi murid baru waktu bermain disekolah sudah dikurangi semua jam belajar dan jam istirahat sudah diatur oleh tiap-tiap sekolah, jadi masa-masa bermain pada saat itu sudah tidak sepeti dirumah lagi.

 4
Disamping itu diluar jam belajar disekolah teman saya kebanyakan lebih tua dari saya dan sayalah yang berumur muda. Tetapi ada satu teman akrab saya seorang laki-laki yang bertetangga dirumah saya. saya sangat senang bermain dengan teman saya yang laki-laki ini karena kami sebaya. Hampir tiap hari kami bermain bersama-sama diperkarangan halaman rumah kami.
Sekitar umur tujuh tahun kami sekeluarga pindah rumah yang tidak jauh dari rumah saya. kami sekeluarga pindah karena membantu keluarga yang saat itu sakit. Dengan hati yang baik akhirnya kami pindah dirumahyang tak jauh dari rumah kami sebelumnya. Sekitar 5 bulan kami pindah rumah tidak membuat saya lemah semangat dan hal inilah membuat saya sadar, karena pada masa inilah ibu saya mengajarkan saya arti dari sebuah saling membantu sesama manusia. Setelah lama dirumah baru tidak mengurangi beban terhadap saya sendiri.
Setelah naik dikelas dua saya mulai mengikuti kegiatan seni, baik menari maupun dari segi bermain musik. Pada waktu perpisahan berlangsung saya ikut kegiatan menari bersama-sama teman. Namun mempunyai bakat seni seperti menari ini berbuah keberhasilan. Saya dan teman-teman lainya mengikuti perlombaan dalam rangka 17 Agustus yang setiap tahun diadakan ditempat saya.
Kemudian setelah seminggu kami latihan, siang dan malam kami terus latihan, di sini saya dan teman-teman diajarkan oleh seorang ahli menari zhapin. Maka perjuangan kami tidak sia-sia, kami perwakilan dari sekolah Dasar Negeri 020 Sejangat memenangkan perlombaan tersebut. Kami meraih juara dalam perlombaan antar sekolah tersebut. Kepala sekolah dan para guru-guru kami sangat senang dan gembira karena kami telah mengharumkan sekolah kami.
Pada masa sekolah dasar ini banyak sekali kenangan yang menyenangkan bahkan ada  juga yang mengharukan. Banyak pelajaran yang patut saya ambil, di sekolah ini ternyata tidak semua guru sama cara belajarnya. Di sinilah saya mulai membedakan mana guru yang baik dan mana guru yang cara belajarnya tidak disukai muridnya. Pada saat saya duduk di bangku kelas 3 dengan wali kelas yang kurang kami sukai, dalam arti guru tersebut sangat jahat menurut kami sewaktu itu. Guru tersebut mengajarkan pelajaran semaunya saja. Jika guru tersebut sudah berada didalam kelas, saya dan teman-teman semuanya tidak ada satu pun yang berani mengeluarkan suara. Namun kemudian guru ini sangat sensitif hampir setiap pertemuan kami diberi tugas pekerjaan rumah. Jika kami tidak membuatnya maka kami akan dihukum. Memang sungguh mengesankan  pengalaman waktu sekolah dasar ini. Tetapi hal inilah yang menjadi pelajaran yang tidak patut dicontohi.
Langkah demi langkah hal inilah yang tak pernah membuat saya merasa jenuh dan merasa bosan hingga saya terus sekolah setiap hari. Ditemani oleh kakak saya kami berjalan kaki yang tak jauh dari rumah kira-kira sekitar 250 meter. Hal lain yang membuat saya semangat sekolah yakni saya termasuk murid yang rapi dan mendapatkan pujian dari kepala sekolah. Sungguh senang perasaan saya pada saat itu.
5
Pada waktu kelas 4 (empat) SD saya mulai hobi berseni seperti menari, menggambar, bahkan menyulam. Dahulunya keterampilan itu di praktek kan secara langsung disekolah saya sangat suka sekali. Pada kelas 4 saya sudah bisa menghasilkan suatu keterampilan salah satu diantara nya kemoceng yang terbuat dari tali rapia. Sungguh menyenangkan pada masa itu bisa mulai berkreasi menciptakan suatu keterampilan.
Pembagian lapor kelas 4 telas berlangsung dan libur pun tiba kami pun masuk dibangku kelas 5 dengan wali kelas yang berbeda serta pelajaran-pelajaran yang berbeda pula. Kesulitan belajar  yang saya dapatkan mulai terasa sudah mulai malas. Tetapi semua nya saya hadapi dengan biasa-biasa saja. Pada kelas 5 ini yang saya ingat saya dan teman-teman dihukum  berdiri didepan kelas selama mata pelajaran itu selesai. Kami dihukum kerana lupa membuat pekerjaan rumah (PR) sungguh malunya pada waktu itu.
Pada masa kelas 5 SD ini saya sangat suka mengikuti ekstrakurikulum Pramuka yang di adakan pada sore hari pada hari Jum’at. Dengan mengikuti ekstrakulikuler inilah saya banyak mengetahui hidup mandiri dan menghargai sesama manusia. Disini saya dan teman-teman mengikuti perkemahan selama 3 hari 2 malam. Pada perkemahan ini kami di tuntut untuk mandiri masak sendiri walaupun tidak pandai masak tetapi untuk mengisi kampung tengah saya dan teman-teman berusaha untuk memasak.
Adapun mengikuti kegiatan ini sangat penting untuk pengalaman saya untuk kedepannya menjalankan kelangsungan hidup. Mengikuti pramuka ini perlu mental dan fisik yang kuat. Pada kegiatan pramuka ini yang saya suka adalah kemping, jambore dan hal lain sebagainya. Bahkan saya pernah dilantik atau kenaikan pangkat jadi “pengalang”. Kegiatan hal lainya yang saya sukai yaitu menari, saya suka menari mulai kelas 2 SD. Hingga setiap perpisahan kelas 6 saya selalu mengisi acara perpisahan tersebut. Namun hobi saya yang suka seni ini berbuah keberhasilan saya sering mengikuti acara kesenian bahkan perlombaan tingkat kecamatan. Dengan mengikuti seni tari ini saya banyak dikenali oleh orang banyak dan mempunyai teman-teman yang lainya. Banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan semasa sekolah dasar ini. Pengalaman yang saya ingat dan berkesan adalah semasa SD saya sangat akrab dengan teman saya perempuan dia orang cina. Teman saya ini mempunyai kakak laki-laki hingga pada suatu hari saya sedanh asik memakan tebu dengan teman-teman lainya. Tanpa sengaja membuang ampas tebu dan tekena mata kakak temannya saya. Dan saya minta maaf bahwa saya tidak sengaja. Namun sebaliknya kakak itu marah dan terus mengejar-ngejar saya di luar sekolah maupun disekolah.
Disisi lainya pada waktu sekolah SD saya sudah mulai pandai berdagang. Bukan disekolah dasar saja bahkan di MDA. Yang mulai berjualan di kelas 4 SD yang saya jualkan seperti Buah rambutan, pada waktu itu pohon rambutan banyak disekitar rumah punya nenek saya. Selain buah rambutan saya juga menjual tebu, Es, buah rambai. Saya senang sekali berjualan di kelas itu. Bahkan teman saya mendukung saya berjualan dikelas. Keuntungan yang saya dapat cukup lumayan.

6
Setelah lama saya berjualan pada suatu hari saya ditegur oleh seorang guru bahwa ia mengatakan tidak boleh berjualan dikelas karena menganggu orang belajar dan sampah berserak didalam kelas. Hati saya sedih setelah dikatakan seperti itu. Dan saya sempat tidak mau sekolah lagi karena malu dikatakan seperti itu, bahkan saya menangis bagi saya perkataan itu tidak baik dilontarkan kepada saya. Namun guru tersebut bertemu dengan orang tua saya dan menasehati. Akhirnya saya  tidak lagi berjualan didalam kelas. Tetapi pengalaman ini lah yang membuat saya semangat pantang menyerah dan bisa berusaha sendiri.
Selain sekolah dasar disore harinya saya mengikuti sekolah agama atau MDA selama 4 tahun saya belajar disekolah ini. Di MDA banyak hal-hal agama yang saya ketahui. Banyak hikmah dan pengalaman yang saya dapatkan pada waktu itu. Waktu kecil saya tidak tahu bacaan saat sholat dan tatacara atau peraturan dalam islam. Sifat saya di MDA ini tidak jauh beda dengan biasanya.
Malu adalah sifat yang dimiliki oleh seorang perempuan terutama saya. saya di MDA ini mendapatkan pelajaran yang bermanfaat untuk kehidupan dan bahkan sampai dunia akhirat ilmu agama ini sangat penting. Saya daan teman-teman di ajarkan tatacara sholat dan hal-hal lain yang baik. Di MDA ini juga saya diajarkan berakhlak baik sesama manusia dan tidak boleh sombong. Saya dan teman-teman lainya disekolah agama ini dituntut untuk bisa membaca al-quran. Alhamdulillah saya semenjak masuk SD kelas 1 saya telah belajar mengaji dengan seorang nenek yang rumahnya tidak jauh dari rumah saya. selain itu guru kami juga berpesan bahwa dalam berakhlak hendaklah meniru sifat Rasullah Saw.
Sewaktu di SD kecurangan pun saya dapat pada masa kelas 3 sungguh menyakitkan. Hal ini yang membuat saya tidak lupa hingga sekarang. Pada waktu pembagian rapor kenaikan kelas 4 saya mendapakan juara 3 (tiga) namun semua itu direkayasa saya tidak di panggil maju kedepan yang aneh nya di rapor saya tertulis secara jelas peringkat ketiga. Yang lucunya teman saya yang tidak aktif belajar yang hanya diam saja mendapatkan peringkat ketiga. Betapa marahnya saya pada saat itu ingin rasanya saya menangis sekuat-kuatnya. Dan ibu saya menasehati saya agar tetap sabar dan ibu berkata tidak selamanya kecurangan itu baik.
Libur telah usai kenaikan kelas 6 tahap akhirnya telah masuk tingkat pelajaran semakin sulit dan tugas-tugas pun menumpuk. Dikelas 6 banyak cobaan yang datang mengganggu saya ada saja godaan-godaan yang datang pada diri saya. pada umur 11 tahun ini kenakalan yang dibuat telah tampak seperti teman mengajak  kesana dan tak tahu tujuan nya kemana. Saya sudah mulai pemalas. Tetapi berkat motivasi dari orang tua dan kakak saya menjadi semangat lagi.

7
Dikelas enam ini kami di tuntut untuk belajar dan terus mengulang belajar yang dahulu sebelumnya. Kami belajar tambahan hingga sore bahkan pada malam hari. Pada malam hari inilah yang tidak pernah dibuat orang, tetapi kepala sekolah mencoba mengadakan belajar tambahan. Disini lah orang tua banyak gelisah dan risau terhadap anaknya. Hanya beberapa malam saja kami belajar malam dengan bimbingan kepala sekolah. Dikarenakan orang tua banyak mengeluh pembelajaran bimbingan malam pun telah ditiadakan lagi. Dan pembelajaran dilakukan seperti biasanya pada waktu sore hari.
Akhirnya pada tanggal 23 Juni 2004 saya telah selesai menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar (SD), Sungguh tak terasa selama 6 tahun saya bergelut di pendidikan dasar ini. Banyak pelajaran dan pengalaman yang perlu saya ambil. Sementara sifat saya berubah yang dulu nya manja sekarang sudah mulai mandiri dan tidak menangsi dan manja lagi. Perjuangan saya tidak hanya sampai disini “jalan masih panjang”.
Pada tahun 2005 saya masih melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah pertama (SMP) Negeri 4 Dompas, Sungai Pakning, Kec. Bukit Batu. Setelah mendaftar di SMP ini sifat saya semakin malu. Karena dilokal kelas 1 teman saya hanya beberapa orang saja, banyak teman yang tidak saya kenal. Semua anak dalam lokal tersebut merupakan dari alamat yang berbeda pula. Status kami sekarang ini adalah mahasiswa baru disini saya mendapat bimbingan MOS (Masa Orientasi Siswa). Disini kami dibimbing oleh beberapa guru dan kakak tingkat lainya. Kami dididik dan diajarkan sedikit materi pelajaran dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan disekolah ini. Akhrinya setelah banyak mengenali teman lainya rasa malu pun telah sedikit berkurang.
Disekolah ini sifat setiap teman saya berbeda ada yang baik, jahat, pendiam, saya termasuk sifat yang pendiam dan pemalu. Tetapi semua itu tidak menjadi penghambat dalam belajar. Di SMP ini cara mengajar setiap guru berbeda tentu saja sifatnya berbeda pula. Ada seorang guru yang sangat saya menyayangi saya begitu pula saya suka dengan cara mengajar yaitu Ibu Asih, beliau sangat baik dan tidak membedakan kami yang jumlahnya dalam satu lokal sangat ramai. Dari sifat guru saya ini saya contohi untuk kedapannya nanti.
Disekolah Menengah Pertama (SMP) saya selalu duduk paling depan. Hal ini menjadi motivasi saya semenjak SD. Alasannya karena jika saya duduk didepan saya akan menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut bisa diserap dan mudah dimengerti serta konsentrasi pun dapat. Sebaliknya jika posisi duduk saya berada dibelakang otomatis banyak bermain nya dan belajar pun terganggu.teman saya pada SMP ini pada umumnya jahat, suka mengganggu orang lain. tetapi ini tidak menjadi suatu hal yang menghambat saya untuk belajar. Semua itu adalah canda belaka dan pada masa itu juga rata-rata umur kami sudah dikatakan puber atau masa-masa pertumbuhan

8
Selain itu disekolah saya tergolong siswa aktif dan berprestasi. Dengan giat dan keyakinan belajar serta kepercayaan orang tua kepada saya. pada waktu itu saya juga pernah mengikuti Olimpiade tingkat SMP antar kecamatan Bukit Batu. Alhamdullilah pada waktu itu saya mendapatkan Harapan 1 antar SMP, serta di Sekolah Menengah Atas (SMP) saya juga mengikuti perlombaan kesenian tari zapin  antar Kecamatan Bukit Batu yang diselenggaraakan di kantor camat Sungai Pakning, Serta kegiatan pramuka yang saya ikuti tidak merugikan bagi saya itu adalah pengalaman saya yang paling berharga dalam kehidupan saya untuk kedepannya. Dengan mengikuti kegiatan dan perlombaan ini membuat saya banyak dikenali masyarakat. akhirnya pada awal ajaran baru saya dipilih oleh beberapa guru dan kakak kelas lainnya sebagai sekretaris OSIS (Oruentasi Siswa Intra Sekolah). Sungguh beruntung bagi saya mengikuti organisasi ini. Disisi lain sebagai sekretaris OSIS saya selalu megisi acara yang diselenggarakan disekolah. Dari kegiatan OSIS inilah membuat saya menjadi berani, yakin,  yang dahulu nya saya pemalu sekarang saya telah berani tampil mengisi acara walaupun hanya membawa acara tersebut. Saya juga sering mengisi acara jika ada acara perpisahan kakak kelas maupun acara islami. Berkat dengan kegiatan ini saya yang dulu nya pemalu, cuek dan akhirnya saya berani tampil dalam arti sudah percaya diri. Hal ini juga dapat memdorong saya untuk kedepannya.
Berkat seorang guru yang sangat sayang kepada saya, saya termotivasi untuk belajar lebih giat lagi berkat dorongan semangat guru tersebut. Disinilah kecemburuan antar murid murid kelas 2. Sehingga jika belajar penjas saya selalu di ejek teman saya karena guru tersebut. Walaupun  itu sering terjadi namun hal itu bukanlah hal yang penting buat saya, bagi saya semua nya sama dan tidak ada yang berbeda.  Saya dan teman-teman lainnya pernah mendapatkan hukuman yang menyakitkan bagi kami. Disini kami mendapatkan hukuman berupa pukulan di tanggan ingin rasanya saya menangis saat itu. Tapi saya tidak harus cengeng karena pada masa itu bukan hanya saya sendiri, bahkan satu kelas kami dihukum sungguh pengalaman yang pahit untuk dikenang.
Libur pun telah usai kami sekarang semua duduk dibangku kelas 3 dengan wali kelas yang berbeda, suasana yang berbeda dan belajar pun berbeda. Dikelas tiga ini kami tidak lagi seperti anak kecil dan benyak bermain. Waktu  saya dan teman pada waktu itu hanyalah belajar dan terus belajar, karena pada waktu itu kami kelas yiga akan menghadapi ujian akhir  nasional (UAN). Disini kami tuntut untuk belajar pada sore harinya, bahkan kami tidak pulang setelah masa belajar telah usai.
Perasaan saya dikels tiga ini agak sedikit takut dan rasanya tidak mau mengikuti Ujian Akhir Nasional. Tetapi berkat do’a dan dorongan orang tua dan guru,  saya tetap semangat mengikuti proses belajar di kelas tiga ini. Tidak hanya saya merasakan hal seperti ini bahkan teman saya dikelas ini merasakan hal yang sama. Bulan, hari terus berjalan kami tetap mengadakan proses belajar. Saya yang suka makan coklat ini rela bersama teman-teman pergi kerumah guru untuk belajar bahasa Inggris dengan berkayuh sepeda kami semangat untuk belajar.
9
Perasaan takut selalu menghantui saya dan ujian pun semakin dekat. Guru-guru kami tanpa lelah mengajarkan kami sampai dapat. Akhirnya ujian akhir nasional pun berlangsung semua perasaan takut, risau pun bercampur baur pada masa itu. Setelah proses ujian berlangsung akhirnya telah usai proses itu. Perasaan saya pada itu tidak hilang perasaan tetap takut dan khawatir karena kelulusan belum diumumkan. Namun kepala sekolah menasehat kami jangan sampai stressmenghadapi masalah ini perbanyaklah berdo’a semua serahkan kepada Alla Swt.
Alhamdulillah pada tanggal 23 Juni 2007 kami lulus semua, betapa bahagianya saya saat itu bahkan terharu. Kami semua sujud syukur pada waktu itu. Saya lulus dengan jumlah nilai rata-rata yang cukup memuaskan. Perjalanan pendidikan saya tidak hanya sampai disini masih jauh. Setelah lulus dari SMP niat hati saya ingin menyambung ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sungai Pakning. serta keingian orang tua ingin sekali bahwa saya masuk sekolah binaan itu. Berkat semangat yang diberiakan oleh orang tua.
Akhirnya saya mencoba mendaftar bersama-sama teman di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sungai Pakning binaan ini. Tipis harapan masuk disekolah ini karena sekolah ini mengadakan tes bagi mahasiswa baru. Tapi saya tidak menyerah dan saya mencoba mendaftar dan bertawakal, berdo’a kepada Allah Swt. Hingga 3 hari kemudian pengumuman berlangsung disekolah itu. Alhamdulillah saya diterima disekolah binaan ini. Sekolah ini tidak jauh dari belakang rumah saya hanya ratusan meteran saja langsung sampai.
Sebelum memasuki sekolah ini pada awalnya saya berfikir dan bertanya dulu kepada orang tua. Saya meminta izin dulu kepada ibu untuk memasuki sekolah itu. Karena anggaran dana untuk masuk di SMA Binaan itu membuntuhkan dana yang lumayan besar. Dan saya tidak berani untuk memaksa ibu saya untuk masuk sekolah tersebut. Disini saya melihat kondisi kehidupan kami yang sangat sederhana.
Saya juga memikirkan perasaan itu dan tidak memaksa kerana kedua kakak saya juga melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Dalam tiap sholat saya selalu berdo’a mudah-mudahan orang tua saya diberi kemudahan jalan keluarnya. Setelah diterima sebagai siswa Sekolah Menengah Atas ( SMA) Binaan Negeri 1 Sungai Pakning. Saya menjalankan MOS (Masa Orientasi Siswa) selama 3 hari dengan jumlah siswa lebih kurang 300 orang siswa. Disekolah ini jauh berbeda sekali dengan masa sekolah SMP. Bahkan pada masa ini timbul rasa malu saya mungkin disebabkan keramaian. Selama menjalankan MOS kami didik seperti anak TK (Taman Kanak) kami diperintahkan untuk berpakaian hitam putih dan menggunakan perlengkapan yang telah di atur oleh sekolah tersebut. Perasaan kesal pun ada dihati saya pada waktu itu kerana saya pada hari MOS kedua berlangsung saya dihukum oleh kakak yang membimbing kami. Betapa malunya perasaan saya pada waktu itu ingin rasanya saya pulang ke rumah dan tidak mau ke sekolah lagi. Hal ini telah biasa, tetapi saya harus berubah lagi lebih dewasa dalam menghadapi situasi apapun. Agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.

10
Setelah menjalani proses Masa Orientasi Siswa (MOS) pembagian kelas pun telah dilaksanakan pelajaran baru akan segera dimulai. Pada waktu itu saya merasa tidak semangat menghadapi masa belajar baru, teman baru tidak membuat saya tenang pada masa itu. Karena dikelas itu saya tidak satu pun yang sekelas dengan saya. selain itu beraneka ragam agama, dan suku semua bersatu disekolah ini. Disekolah ini tidak membedakan perbedaan baik dari segi fisik maupun materil.
Di sekolah ini ada yang beragama Islam, Budha, Kristen, dan lain sebagainya. Serta suku yang terdapat disekolah ini ada yang Melayu, Jawa, China, Minang dan Batak. Tidak hanya siswa-siswi yang berbeda agama maupun suku, namun guru-guru di Sekolah Menengah Atas(SMA) juga berbeda suku, ada yang melayu, jawa, minang bahkan batak, serta agama yangberbeda pula. Proses belajar pun segera berlangsung semua belajar seperti biasanya. Perbedaan diantara SMP dan SMA ternyata saya lihat pada waktu itu sangat jauh berbeda, mulai dari segi belajar dan mata pelajar pun semakin bertambah.
Di sekolah menengah atas ( SMA ) semua siswi yang islam diwajibkan untuk memakai jelbab serta bagi yang bukan beragama Islam mereka tetap memakai pakaian serba panjang mulai dari rok dan baju pun panjang. Disekolah ini membuat saya malu dan berat rasa nya untuk bergaul dengan teman-teman yang ada yang disekeliling saya. tidak jauh beda hal nya dengan sekolah sebelum nya, saya tetap duduk di depan dengan teman baru saya namanya Putri. Walaupun saingan disekolah ini banyak namun tidak membuat saya patah semangat. Karena ini adalah hal yang wajar dan lebih bagus adanya persaingan. Waktu masa SMA kebanyak teman saya selain perempuan saya akrab sekali dengan teman laki-laki bahkan kami selalu mengerjakan tugas bersama-sama walaupun sampai larut malam.
Meraih juara disekolah ini merupakan impian semua siswa-siswi apapun caranya harus dilakukannya. Perbedaan disekolah ini terlihat sekali bahwa kebanyakan guru sebagian ada yang membeda-bedakan siswa nya. Dalam arti ada murid kesayangan disetiap guru yang berbeda pula. Hal ini lah yang menimbulkan pro kontra antara siswa satu dengan yang lainnya kecemburuan sosial terjadi disekolah ini termasuk saya sendiri yang pernah merasakannya. Sungguh tidak adil bagi kami pada waktu itu saya yang pada itu berumur 16 tahun sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Kesulitan-kesulitan yang saya rasakan pada saat itu ada di mata pelajaran Fisika dan Biologi. Bukan hanya saya yang mengeluh namun siswa yang lainnya merasakan hal yang sama. Mungkin guru tersebut cara belajarnya kurang kreasi dalam arti menegangkan. Banyak nilai siswa dan termasuk saya mendapatkan nilai standar dengan guru tersebut. Saya sempat mengeluh belajar waktu di SMA ini. Ingin rasanya saya pindah disekolah lain yang layak untuk saya berinteraksi sebebas seperti masa-masa SMP dulunya. Dan peraturan yang ditetapkan disekolah ini jauh berbeda sekali dengan waktu SMP. Hukuman yang dikenakan sanksi berupa materil. Semakin banyak siswa yang masuk atau sekolah di SMA ini semakin ketat peraturan yang ada disekolah ini.

11
Pada saat kelas 1 SMA ada sebagian pelajaran yang menyenangkan bagi saya. saya sangat suka belajar bahasa Indonesia, kesenian, dan geografi. Dengan demikian hal yang lainnya pelajaran yang tidak saya sukai.
Jika gurunya kurang enak cara mengajarnya maka saya pun kurang rasanya mau belajar. Tetapi saya beusaha untuk senang dengan guru tersebut dan pelajaran yang akan disampaikannya.
Sewaktu di Sekolah Menengah Atas (SMA) banyak yang berbeda sifat jahat, suka ganggu orang lain. sifat malas pun timbul di dalam diri saya. di SMA ini banyak tugas-tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran. Kejenuhan siswa pun marak terjadi. Selain itu disekolah ini pula ada seorang guru bahasa Indonesia mengatakan bahwa disekolah ini ada yang mirip dengan saya, saya terkejut pada waktu itu, ternyata yang mirip itu adalah teman saya 1 kelas tetapi saya tidak menyadarinya kemiripan tersebut, akhirnya semua sekolah heboh akan kemiripan kami padahal kami tidak ada hubungan saudara sedikit pun. Saya mengatasi masalah tersebut dengan cuek bebek saja.
Sungguh banyak manfaat pelajaran yang perlu diambil di sekolah menengah atas (SMA) ini. Dengan bimbingan para guru-guru kami para-para siswa mengadakan acara rutin kami setiap hari Jum’at membaca yasin, membaca surah Al-khafi dan ceramah agama oleh ustad. Acara rutin ini di biasakan karena siswa-siswi menjadi siswa yang beriman dan bertakwa.
Ujian kenaikan kelas pun berlangsung, saya yang hobi makan coklat ini merasa, resah dan gelisah. Karena pada saat itu ketentuan kejuruan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pada hari itu saya sangat sedih dan agak sedikit menjengkel dihati karena saya tidak bisa masuk di jurusan IPA. Tetapi ada sebagian guru memberi motivasi kepada saya, bahwa kedua jurusan itu sebenarnya sama saja tergantung pada diri kita sendiri yang mengaturnya. Saya sempat menangis pada hari itu. Yang saya heran teman saya nilai yang sama dengan saya bisa masuk IPA kenapa saya tidak. Hal ini mungkin terjadi penyimpangan lain yang timbul dikarenakan orang tua murid agar anak nya bisa masuk IPA dengan kata lain mereka membeli jurusan. Sungguh tidak  adil bagi saya pada waktu itu. Dan ada juga sebagian guru mengatakan biarlah semua itu terjadi, semoga semuanya ada hikmahnya nanti. Dengan kata inilah kami terutama saya sendiri bangkit kembali dan semangat untuk kedepannya.
Setelah saya duduk dibangku kelas dua IPS saya belajar tidak seperti kelas 1 lagi. Disamping itu sifat dan gaya saya berubah. Yang dulunya culun tidak pandai bergaya. Sekaranglah saya pandai merias diri, pandai bergaya mulai dari pakaian, penampilan dan hal lain sebagainya. Dan sifat serta prilaku saya juga berubah, dahulunya tidak tahu bergaya sekarang sudah bisa bergaya, yang dahulunya tidak  pernah keluar malam, sekarang sudah berani keluar malam walau pun hanya sekedar mencari tugas. Tidak hanya itu sudah bisa jalan- jalan pada sore harinya serta bersama teman-teman pada malam minggunya kumpul bersama teman-teman.
12
Dikelas 2 IPS ini saya sudah bisa diajari menyulam oleh guru-guru yang bersangkutan yaitu membuat taplak meja selain menyulam kami juga membuat ukiran dengan menggunakan pahat. Dengan bertambahnya umur dan pola pikir bertambah banyak yang saya dapatkan baik dari segi positif maupun negatif. Dalam sekolah SMA ini peraturan semakin cepat dan semakin berkembang pula perkembangan pola pikir siswa.
Ketika di sekolah menengah atas (SMA) binaan tempat saya sekolah, saya sempat merasakan ketakutan selama seminggu. Bukan hanya saya yang merasakan seperti itu tetapi semua siswa – siswi dan para guru-guru merasakan yang sama, karena pada masa itu disekolah kami dilanda masalah kerasukan, hampir setiap upacara berlangsung pasti ada yang siswa kerasukan. Semua merasa ketakutan akan hal tersebut. Kami dibimbing guru agama untuk banyak-banyak membaca surah-surah al-quran dan jangan sampai pikiran kosong. Di sisi lainnya ada yang senang ketika ada kesurapan ini kami disuruh pulang kerumah dan tidak melanjutkan pelajaran lagi.
Masa kami di sekolah menengah atas (SMA) ini hanya 8 bulan. Saya tidak ada kegiatan lagi untuk bermain-main. Waktu luang hanya digunakan untuk istirahat dan belajar. Perasaan gelisah dan rasa takut menghantui diri ini akan menghadapi ujian akhir nasional (UAN). Selain itu, pada sore harinya saya dan teman-teman belajar di kelas dengan bimbingan guru-guru dibidang mata pelajaran tertentu. Waktu ujian pun semakin dekat tetapi diri ini tetap santai dan perasaan tak tentu arah gelisah, rasa takut bercampur aduk.
Sebelum proses ujian nasinal berlangsung, para sekolah menghibur kami dengan mengadakan studi banding. di adakan pertandingan olahraga antara Sekolah Menengah Atas (SMA) Binaan 1Sungai Pakning melawan SMA plus Pekanbaru. Pada perlombaan berlangsung sungguh berbuah keberhasilan, jika diuji dengan mental tidak jauh jatuh anak-anak SMA saya hampir setiap perlombaan yang dipertandingkan selalu SMA kami memperoleh kemenangan. Tetapi sebaliknya jika diuji kemampuan tertulis mungkin jauh tertinggal sedikit jatuh dalam arti kalah.
Dengan adanya studi banding ini kami mendapatkan kenalan, teman baru bahkan sampi bertukar heandphond. Hal ini akan membawa kami dengan kesenangan yang tak terduga. Setelah dua bulan saya menghadapi ujian nasional (UN). Waktu itu saya menggangap nya santai saja. Para guru-guru menegaskan kepada kami terutama dibawa santai jangan terlalu berpikir. 1 hari sebelum ujian berlangsung, sebagian teman saya ada yang sakit dan sampai masuk kerumah sakit. Yang anehnya malam ujian berlangsung saya tidak belajar bahkan nonton bahkan bermain hp. Disisi lain nya yang tidak lupa saya lakukan adalah setiap sholat saya tidak lupa berdo’a kepada Allah S wt. Agar diberi ketenangan dan kesabaran dalam menghadapi masalah ini.
13
Setelah ujian berlangsung hati rasanya lega lepas dari belenggu rasnya. Sementara kelulusan belum di umumkan. Setelah seminggunya saya tidak lagi aktif disekolah tetapi dirumah saya dapat membantu orang tua. Bahkan hati ini senang dirumah saja dan tidak mau kemana-mana.  Saya sedikit iri terhadap teman beberapa teman saya yang melakukan bimbingan (belajar private) di Pekanbaru untuk masuk perguruan tinggi. Sebelum mengadakan ujian nasional. Saya sempat mengikuti BPUD dari UIN disini saya merasa sangat kecewa terhadapa panitia yang menyelenggarakan penyeleksi penerimaan mahasiswa ini, kami hanya ikut pada waktu itu hanya 5 orang, kecewa nya saya saya tidak lulus saat ikut tes. Yang anehnya teman saya yang tidak pernah masuk 10 besar lulus dengan hasil yang memuaskan. Ibu saya sedikit kecewa terhadap saya, tetapi ibu saya tetap membeikan semangat kepada saya untuk bersabar. Selama sebulan dirumah saya rasa senang dan tidak ada merasa terbeban lagi. Dan tidak perlu memikirkan sesuatu apa pun. Namun tibalah saat nya waktu kelulusan di umumkan. Perasaan saya pada waktu itu sangat takut dan tidak tenang. Pengumuman di umumkan pada tanggal 26 April 2010 pada sore hari jam 18.00 WIB, alhamdulillah saya lulus dan kami bersama-sama bersujud syukur berterima kasih pada Allah Swt.
Disamping itu ada teman kami yang tidak  lulus 2 orang, 1 laki-laki dan 1 perempuan. Dari sekolah kami hanya 2 orang yang tidak lulus. Selain itu penyimpangan-penyimpangan yang banyak saya dengar pada waktu itu, teman saya banyak yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, ada yang menikah, menganggur bahkan teman saya ada yang sudah hamil pada waktu itu. Sebelumnya kami sudah berjanji dengan teman-teman satu lokal IPS B untuk tidak menjadi pengangguran. Namun menjadi orang sukses semua nya. Amin.
Malam perpisahan dengan teman pun sudah terlewati, hati iba, bahagia, senang ada juga melihat teman yang sudah lulus masuk ke perguruan tinggi. Saya hanya senyum dan mengucapkan selamat kepada teman saya yang telah lulus sungguh beruntung teman saya apa lagi lulus dan diterima sebagai mahasiswa di universitas negeri. Dirumah saya hanya diam saja, saya tidak berani memaksa orang tua saya untuk  kuliahkan saya. pada hari itu ibu saya menyuruh saya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Dan saya mendaftar secara online untuk masuk Universitas Riau, pada waktu itu ibu saya menyuruh saya untuk memilih perkuliahan kuguruan, padahal saya tidak mau memilih menjadi guru, karena kedua kakak saya sudah menjadi guru, pada saat itu saya mau berbeda dengan kakak saya yaitu mau mengambil mata kuliah tentang Ilmu Pemerintah (IP) sebagai anaka yang berbakti pada orang tua saya memilih guru dengan pilihan pertama Pendidikan Bahasa Indonesia dan pilihan kedua Pendidikan Kwarganegaraan. Setelah lamanya mendaftar tibalah saatnya untuk mengikuti tes. Kemudian saya pergi ke Pekanbaru bersama teman saya kami menuju ke Panam dan saya mendapatkan tempat tes di SMA N 8 Pekanbaru.

14
Pada waktu itu saya hanya ditemani oleh kakak saya yang ke 2 saya tinggal pada waktu itu dirumah temannya yang tak jauh dari tempat tes SMPTN. Di tempat saya tes hampir ribuan orang yang mengikuti tes pada waktu itu. Posisi saya duduk waktu itu berada didepan sekali. Tes hari pertama cukup menegangkan bagi saya. serta hari kedua pun tes seperti biasa, tipis harapan untuk lulus masuk ke perguruan tinggi. Karena soalan-soalan ppun bagi saya pada waktu itu sangat susah, selain itu hantu siasnya siswa yang mau masuk ke Universitas Riau tersebut. Banyak orang tertarik untuk masuk ke UNRI tersebut karena uang kuliah yang murah, SPP yang murah kemudian universitas ini terkenal dimasyarakat dan tidak asing lagi terdengar oleh masyarakat.
Setelah tes saya pulang lagi ke kampung Sungai Pakning. Baru saja beberapa hari tes ke Pekanbaru berat badan saya turun, yang dulunya berat badan 40 kg mengalami turun menjadi 38 kg. Saya merasa tidak enak disana walaupun disana kota, tetapi bagi saya tidak sesuai pada saat itu. Berat rasa hati berpisah dengan orang tua. Akhirnya menunggu dan menunggu pengumuman kelulusan SMPTN. Perasaan saya santai saja pada waktu itu tidak sedikit pun saya merasa takut atau hal lain sebagainya. Saya hanya berserah diri kepada Allah Swt dan bertawakal serta berdo’a tidak henti-hentinya saya lantunkan.
Pada waktu itu saya tidak mengikuti bimbel seperti teman saya lainnya. Dan saya juga tidak mengikuti tes ditempat lainnya seperti mendaftar di Akademik-akademik lainya yang pernah datang ke sekolah pada waktu itu. Saya tidak tertarik akan hal tersebut. Selain mengikuti tes di Pekanbaru. saya memberi usulan kepada orang tua saya untuk kuliah yang daerahnya yang tak jauh dari orang tua saya. saya mengusulkan kepada orang tua untuk kuilah di Bengkalis saja, selain dekat dikampung, universitas-universitas maupun akademik pun banyak disana. Setelah dipikir-pikir orang tua saya mengatakan bahwa di Bengkalis susah mengurus dan kalau nyambung kuliah harus ke Pekanbaru pula. Tibalah masanya pengumuman SMPTN berlangsung pada hari itu, saya menganggap enteng saja, bahkan saya tidak tertarik untuk membeli koran. Karena pengumuman keluar dikoran. Setelah 2 jam saya berkumpul dirumah teman yang tak jauh dari rumah saya. salah satu teman saya ada yang membeli koran, yang kami rasakan di sana adalah hanya tawa dan tersipu malu, tetapi ada juga yang bersedih, mengapa demikian ? karena semua di antara kami tidak satu pun yang lulus atau nama kami tidak ada satu pun tertulis didalam koran. Sungguh menyedihkan perasaan pada waktu itu. Tetapi saya tetap semangat karena bukan hanya saya yang tidak diterima di universitas tersebut bahkan puluhan teman saya banyak yang tidak lulus.
15
Akhirnya saya tidak tahu lagi harus berbuat apa, saya hanya berdiam diri dan tidak mau memaksa orang tua untuk mengikuti tes yang lainnya. Pada waktu itu saya sempat mengikuti tes lokal / jalur lokal yang diselenggarakan oleh UNRI. Beda halnya jalur lokal ini membutukan anggaran yang cukup besar untuk biaya-biaya kuliahnya. Selain itu juga tidak semua orang yang diterima untuk jalur lokal ini. Dan saya pun mendaftar secara online juga sepeti biasanya. Namun cerita miring pun yang dengar oleh orang tua saya, dan saya pun tidak jadi mengikuti tes lokal tersebut. Saya agak sedikit rugi terhandap uang pendaftaran yang pada itu Rp. 200.000- melayang sekejap saja. Selain itu, saya sedikit pun tidak ada tergerak untuk mendaftar ke UIN, hal ini karena banyak jurusan yang tidak saya sukai.
Sebenanya saya tidak memaksa orang tua saya untuk menguliahkan saya, bahkan saya mau membantu  ibu saja dirumah. Dalam hati saya timbul kesedihan terhadap orang tua. Tetapi sebaliknya ibu saya ingin melihat anaknya sukses kedepannya, timbullah rasa orang tua saya untuk masuk di Universitas swasta, yaitu Universitas Islam Riau ( UIR). Akhirnya saya mendaftar di Universitas Islam Riau (UIR). Saya menitipkan beli formulir dengan kakaknya teman saya, pada masa itu harga formulir di Universitas Islam Riau (UIR)            Rp. 150. 000. Dan saya memilih hal yang sama seperti masuk di Universitas Riau (UNRI), yakni saya memilih FKIP  dengan jurusan/pilihan pertama “Pendidikan Bahasa Indonesia” dan pilihan kedua “ Akuntansi”. Saya mengikuti tes di Universitas Islam Riau pada gelombang kedua dan tes pun berlangsug, hal yang sama terjadi saya pada hari itu pergi tes bersama teman saya. kami tes pada waktu itu di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan berada dilantai 3 dan pada posisi duduk di belakang sekali. Pada waktu itu banyak sekali yang tesdi UIR mungkin hampir sekitar 2OOO mahasiswa yang mendaftar UIR.
Pada pukul 9.00 WIB di kampus UIR, Marpoyan, Pekanbaru berlangsung nya tes penerimaan mahasiswa baru gelombang pertama. Sebelum berangkat ke Pekanbaru ibu saya pergi ke rumah tetangga untuk menolong saya untuk meluluskan masuk UIR. Anak tetangga saya ada anaknya dosen di UIR, Selain itu ibu juga mendo’a kan saya agar saya diberi kemudahan untuk menjawab pertanyaan nanti. Pada hari itu didalam lokal saya tes sekitar 50 orang dalam 1 lokal tersebut, sungguh ramai sekali pada waktu itu. Dengan puluhan soalan saya jawab dengan awali bassmalah dan berdo’a kepada Allah Swt. Tes hanya berlangsung 2 hari tetapi kusus untuk IPA 1 hari dan untuk IPS 1 hari. Setelah pulang dari tes, pada sore harinya saya langsung dengan perarsaan tak tenang pulang ke kampung dengan menaiki travel. Di dalam perjalanan pulang ternyata saya mendapatkan kenalan baru namanya Sari orang kampung Rempak ternyata kampung nya tak jauh dari kampung saya. dan hal yang sama kami sama-sama mengikuti tes di Universitas Islam Riau (UIR). Dan saya pun senang mendapatkan teman baru, dan sama-sama mendaftar di UIR, serta dan kami pun bertukar no heandphon.

16
Alhamdulillah setelah sampai dirumah saya mencerikan semua dengan ibu saya apa yang terjadi pada saat saya diPekanbaru. Setelah seminggu setelah itu pengumuman tes gelombang ke 2 UIR pun keluar, alhamdulillah saya lulus dengan pilihan yang saya sukai yaitu Pendidikan Bahasa Indonesia. Pada hal saya pada malam itu sedikit pun merasakan takut atau pun gelisah karena saya yakin saya pasti lulus.
Dua hari kemudian saya pun kembali ke Pekanbaru untuk melakukan pendaftaran ulang dan membayar uang kuliah. Diperjalanan ke Pekanbaru saya mendapatkan teman baru lagi 2 orang, ternyata ada 1 orang yang satu jurusan dengan saya dan satunya lagi kakak Sammy pada jurusan Metematika, disamping itu di perlajanan saya merasakan ketakutan  walaupun pada masa itu hanya didalam mobil, karena pada waktu itu saya membawa uang untuk daftar ulang di UIR, dan ibu saya juga berpesan kepada saya hati-hati saja dijalan, sesampainya saya di Pekanbaru Saya pun ditemani kakak yang tidak jauh dari kampus rumahnya. Pada siang harinya saya ditemani kakak itu dengan berjalan kaki menuju kampus kami melewati kampus pertanian.
Sungguh melelahkan daftar ulang ini pergi kesana kemari cukup melelahkan bagi kami karena kami tidak mempunyai kendaraan pada waktu itu. Kami berjalan ke kampus menuju ke BAAK dan langsung membayar uang  kuliah di fakultas Hukum. Setelah itu melanjutkan lagi di FKIP untuk foto copy kwitansi. Sungguh melelah kan pada waktu itu. Pendaftaran ini tidak disampai disini kami melanjutkan tes urine yang berada di PKM. Pada hari itu tidak hanya saya melakukan pendaftaran ulang, sebaliknya banyak juga orang mendaftar ulang pada hari itu. Setelah mengikuti tes urine saya mendapatkan almamater UIR. Sungguh satu kebanggaan telah resmi menjadi mahasiswa UIR walaupun Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) belum selesai.
Pada pendaftaran berlangsung saya sempat merasakan kesedihan, disisi lain banyak mahasiswa yang mendaftar ulang ditemani oleh orang tua mereka, tetapi saya tidak sampai menangis mengeluarkan air mata. Hal ini bukan sering terjadi buat saya, hampir setiap masuk sekolah atau pun mendaftar saya tidak pernah ditemani oleh ibu saya. dan saya mengerti perasaan ibu saya yang tidak bisa meninggalkan adik saya yang pada hari itu masih duduk di bangku sekolah dasar. Mulai dari kecil saya sudah di didik ibu saya untuk mandiri dan berusaha sendiri, serta tidak manja dengan orang tua dan saling menolong terhadap orang lain dan satu hal yang paling ibu berpesan adalah jangan lupa sholat dan berdo’a. Berat hati saya meninggalkan ibu dan belajar di dearah yang lumayan jauh dari kampung saya.

17
Setelah selesai semua mengurusi masalah kuliah, saya yang berumur 18 tahun bingung memikirkan tempat dimana akan saya tinggal di Pekanbaru. di pekanbaru saya tidak mempunyai saudara yang dekat rumahnya dikampus. Teman saya lainnya sudah mendapatkan kost bahkan mengontrak rumah. Pada waktu itu saya sempat jatuh sakit karena memikirkan hal itu. Ibu saya hanya tersenyum melihat saya. besar harapan ibu saya ingin melihat anaknya sekses kedapannya nanti.
Tanggal 16 Agustus 2010 bertepatan pada bulan ramadhan kami mahasiswa baru gabungan dari gelombang 1, 2 dan 3 mengadakan OSPEK pada hari itu. Kami dibimbing oleh kakak tingkat dan para-para dosen. Sungguh menyenangkan hari itu saya mendapatkan teman-teman baru yang berasal dari berbagai daerah. Dan di Universitas Islam Riau (UIR) tidak hanya beragama islam, bahkan ada yang kristen, katolik, dan budha. Selain itu, berbagai suku yang ada di UIR misalnya, Minang, Ochu, Melayu, Jawa, China dan Batak. Semua bercampur baur dalam lingkungan yang sama. Dengan berbagai macam jenis agama dan suku tetap mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak kampus UIR.
Perkuliahan inilah memulai saya hidup baru, hidup mandiri dan jauh dari orang tua. Untuk pertama kali dikost rasa nya saya tak tahan lagi untuk menerusakan hidup, rasanya waktu itu ingin-ingin cepat pulang. Tinggal dikota ini ada yang mengatakan enak dan senang banyak hiburan, tetapi menurut saya itu adalah tidak benar. Di kost saya tinggal bersama teman saya Sary dan teman saya yang lainnya. Keberadaan kost saya pada waktu itu berada di alamat Jl.Karya 3. Marpoyan. Adapun jarak antara kost dengan kampus cukup jauh membutuhkan waktu 15 menit. Bertepatan dengan bulan puasa dan awal masuk kuliah membutuhkan semangat yang maksimal mungkin.
Dengan niat yang suci melangkah demi langkah yang saya tempuh tanpa kenderaan untuk menuntut ilmu demi masa depan. Awal pertama kekampus perasaan saya sangat pemalu. Dan saya pun mulai berinteraksi pun dengan teman saya. jika dipikir-pikir lebih enak kuliah daripada sekolah biasanya. Diperkuliahan ini kususnya didalam lokal tidak satu pun teman saya kenalkan dan tidak satu pun yang sama daerah dengan saya. dua minggu perkuliahan berlangsung pada bulan ramadhan. Hampir semua kebutuhan perlengkapan kost saya baik kasur, disspenser dan lainya saya membelinya dengan teman tidak ada menyuruh orang tua membeli. Ternyata saya masih kuat menjalankan hidup dan bertahan.

18
Suasana dikampus saat itu sangat ramai saya tidak bisa membedakan mana yang mahasiswa baru dan mana yang mahasiswa yang sudah lama kuliah di kampus ini. Setibanya dilokal hanya sebagian yang baru sempat saya kenali. Maklum rata-rata anak Pekanbaru sombong. Hal inilah yang membuat saya merasa berkecil hati. Tetapi saya menghadapi dengan dewasa. Cara belajar pun yang saya rasakan saat itu jauh berbeda dengan masa sekolah. Hal belajar yang hanya sama adalah diskusi. sistem perkuliahan di UIR ini lebih dari kejuruan mata kuliah yang kita pilih.
Dengan semangat saya belajar di kampus ini dengan tekat ingin sukses dan ingin membahagiakan orang tua. Didalam perkuliahan inilah saya tahu arti hidup yang jauh dari orang tua. Dikota saya tidak mempunyai siapa-siapa dan hanya pada teman saya mengadu keluh kesah. Dikampus cara belajar pun berbeda di dalam lokal telah disediakam tempat duduk sendiri-sendiri dan tidak seperi waktu SMA lagi. Pada awal semester 1 sifat saya pemalu dan kebanyakan teman saya pada awal semester itu kebanyakan cuek. Dan proses perkenalan kami pun lambat tidak seperti waktu sekolah SMA. pada waktu SMA kami memanggil guru kini telah kuliah berbeda pula penyebutannya yaitu dosen. Proses perkuliahan ini harus dijalani dengan serius dan tidak boleh main-main, hal ini karena setiap mata kuliah yang diajarkan atau 1 sksnya membayar sebesar Rp. 60.000. dalam perkuliahan ini juga saya berjaga-jaga mulai dari sikap, tutur kata dan sopan santun. Didalam kelas saya tergolong siswa yang suka bertanya jika dalam pelajaran tersebut tidak saya mengerti. Di semester saru dosen yang saya sukai yaitu pak Darusman, beliau mengajar mata kuliah membaca, jika giliran dosen ini mengajar saya selalu duduk di posisi depan. Beliau mengajar dengan bijaksana dan tegas. Dosen ini telah lama mengajar di UIR beliau juga merupakan senior di kampus ini pada umunya mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia.
Adapun saya dikelas cukup pendiam, maklum saja mahasiswa baru. Di dalam lokal E terdiri atas 55 mahasiswa, sekarang tinggal 52 orang siswa. Semester 1 ini saya masih tergolong kaku, dan tidak mau pergi kemana-mana karena saya malu untuk berjalan-jalan diluar dan hanya didalam lokal dan jika materi selesai saya langsung pulang. Pada waktu awal kuliah saya kuliah bertepatan dengan bulan ramadhan saya hanya kuliah 2 minggu. Setiap mata kuliah yang saya pelajari tidak sesulit dengan materi di SMA. 9 mata kuliah yang saya pelajari dan berbeda pula dosen pembimbingnya.

19
Di perkuliah ini saya malas sekali untuk mengikuti organisasi-organisasi maupun mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh kampus maupun mengikuti seminar. Hal ini disebabkan mungkin saya malas bergerak untuk mengikuti hal-hal seperti itu. Selain itu, saya mau pergi ke tempat satu dengan tempat lainya tidak ada mengunakan sepeda motor. Setelah dua minggu kuliah pihak kampus mengadakan ujian MID yang diselenggarakan untuk FKIP disinilah saya mengurus kartu ujian dan kartu tanda mahasiswa mengurus sendiri. Pada ujian berlangsung saya pada waktu itu datang agak terlambat. Dan saya mendapatkan posisi duduk dibelakang. Ternyata duduk dibelakang ini ternyata tidak enak, pengawasan terus menerus memantau saya dan teman-teman yang duduk dibalakang. Alhamdullilah saya dapat menjawab semua pertanyaan ujian berlangsung. Dan bangga nya saya tidak satu pun saya mendapatkan nilai bobot C pada semester satu.
Kesulitan dan kesedihan pun saya rasakan pada saat saya tinggal di kost, perbedaan pendapat dan ide pun tak pernah diselesaikan secara baik. Saya sempat menangis menyelesaikan permasalahan yang tak seharusnya saya terima pada waktu itu. Akhirnya saya yang dulunya ceria sekarang sudah pandai melawan, marah, bahkan pendendam sesama teman. Banyak pengalaman yang saya rasakan pada saat itu ada yang menyenangkan dan ada juga yang menyakitkan. Hal ini tak perlu dipungkiri ini adalah kebiasaan manusia yang tak luput dari kesalahan.
Dikampus saya sangat senang pelajaran dengan metode diskusi, disinilah saya berpeluang untuk bertanya dan memberani tampil bicara walaupun tidak semua perkataan saya benar, tetapi saya sudah bisa memberanikan diri untuk berbicara. Bertukar pikiran disinilah tempatnya. Selain itu saya paling pintar memilih teman dalam kelas. Saya memilih teman yang mau serius belajar dan tidak mengecewakan orang tua. Adapun tidak semua teman saya yang bersifat baik terhadap sesama, hanya datang jika diperlukan baginya. Hidup harus pandai-pandai memilih teman, dan saya telah pintar membedakan teman yang baik buat saya, dan teman yang kurang baik terhadap saya dengan kata lain mengambil keuntungannya saja. Pelajaran dikampus yang saya dapatkan banyak sekali manfaat bagi saya untuk kedepannya. Selain itu mendapatkan pengalaman dan pedoman dalam mengajar. Adapun alasan saya mengambil jurusan guru ini adalah karena guru ini perkerjaan mulia. Seperti yang mengatakan “Tanah mana pun batang ubi dilempar, maka ia akan tumbuh”, seperti itulah semangatnya saya untuk mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, selain itu peluang dan lapangan pekerjaan banyak tersedia dan tergantung pada diri kita sendiri yang menjalankannya.

 20
Dengan bertambah umur dan pola pikir bertambah dan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Besar harapan orang tua untuk mendidik  anaknya supaya sekses kedepannya. Sekarang saya sudah besar dan sudah mulai pacaran. Yang dulunya tidak tahu arti pacaran sekarang sudah tahu. Orang tua saya sebenarnya tidak membeikan saya pacaran hanya fokus pada perkuliahan dulu.
Semenjak berumur 21 tahun ini saya sudah berani untuk berbohong agar dapat berjalan dengan teman-teman jika libur telah libur. Terkadang saya berkumpul dengan teman-teman saya pada sore maupun pada malam harinya. Saya yang hobi jalan-jalan ini sangat senang sekali jika diajak jalan ke pantai bersama-sama teman. Dan nenek saya pun sering kali menasehati saya agar jangan terlalu sering berjalan, sekarang sudah besar dikurangi jalan-jalannya. Anak perempuan tidak boleh banyak keluar apa lagi jika malam hari. Saya termasuk anak yang nakal, terkadang nasehat itu saya menganggap sepele. Dan saya terus lanjut berjalan dengan teman saya.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun, tidak rasanya waktu berjalan begitu cepat sekarang alhamdulillah saya sudah semester 4, dan insya allah bulan 7 saya melangkah ke semester 5. Banyak pengalaman yang saya rasakan pada saat itu, mulai  kejahatan dan kebaikan semua saya peroleh. Tetapi semua itu saya anggap hanya angin lalu saya hanya bersabar menghadapi masa-masa itu. Kedewasaan saya disisi lain membawakan saya ke arah yang lebih positif. Dan saya harus bertahan diri serta menjaga perasaan orang tua yang saat ini menjadi tulang punggung keluarga. Selain itu saya nekad untuk tidak mau kuliah berlama-lama di UIR ini saya rasanya ingin cepat-cepat selasai menyelesaikan perkuliahan ini. Saya bosan tinggal di tempat bukan saya sukai. Tetapi disisi lain saya bisa hidup sendiri, mandiri.
Hanya sebagian yang dapat sampaikan lewat tugas autobiografi ini. Mudah-mudahan menjadikan motivasi dan pelajaran untuk kedepannya agar menjadi lebih baik lagi. Dan tahu betapa pentingnya pedidikan. Dengan perkembangan zaman pun berbeda pula pola pikir manusia. Untuk itu saya sebagai generasi muda harus kuat meghadapi masalah sesulit apaun masalah itu dihapai dengan kesabaran dan berdo’a kepada Allah Swt.
 21

 Autobiografi ini saya buat berdasarkan umur saya 21 Tahun.